UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK
NOVEL
stories by williams |
Pengertian
Unsur Intrinsik adalah Unsur luar yang bepengaruh pada novel. Unsur-Unsur
ekstrinsik adalah latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan tempat
atau lokasi novel itu dikarang. Jika Unsur Intrinsik ada, begitu juga dengan
Unsur Ekstrinsik pun karna Unsur Intrinsik Novel dan Unsur Ekstrinsik Novel
saling berhubungan satu sama lain, Walaupun pada pengertian Unsur Intrinsik
novel dan Pengertian Unsur Ekstrinsik memiliki perbedaan tetapi keduanya saling
terkait, Jika Unsur Intrinsik itu mengacu ke Isi Novel tersebut, Unsur
ekstrinsik mengacu kepada Luar dari Novel tersebut tetapi ada kaitannya dengan
Isi novel tersebut, Jadi dapat dikatakan bahwa Unsur Intrinsik Novel dan Unsur
Ekstrinsik Novel saling berhubungan.
Unsur Intrinsik Novel
a.
Alur (Plot)
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang
terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Intisari alur ada pada permasalahan
cerita. akan tetapi, suatu permasalahan dalam novel tak bisa dipaparkan begitu
saja; jadi harus ada dasarnya. Oleh karena itu, alur terdiri atas (1) Saling
mengenal , (2) munculnya konflik, (3) konflik meninggi, (4) klimaks, dan (5)
menyelesaikan konflik atau masalah . Di tahap saling mengenal, pengarang mulai
menggambarkan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokoh cerita sebagai pendahuluan.
Di bagian kedua, pengarang mulai menampilkan pertikaian yang terjadi di antara
tokoh. Pertikaian ini semakin meninggi, dan puncaknya dari masalah tersebut
terjadi di bagian keempat (klimaks). Setelah fase tersebut terlampaui,
sampailah di bagian kelima (pemecahan masalah). Alur pun menurun menuju ke mencari solusi dalam masalah dan
penyelesaian cerita. Itulah unsur-unsur alur yang berpusat pada konflik. Dengan
adanya alur seperti di atas, pembaca dibawa ke dalam suatu keadaan yang
menegangkan (suspense). Suspense inilah yang menarik pembaca untuk terus
mengikuti cerita tersebut . Dari tahap-tahap alur di atas jelaslah bahwa
kekuatan sebuah novel terletak pada kemampuan pengarang membawa pembacanya
menemui masalah, memuncaknya masalah, dan berakhirnya masalah. Timbulnya
konflik sering berhubungan erat dengan unsur watak dan latar. Konflik dalam
cerita mungkin terjadi karena watak seorang tokoh yang menimbulkan persoalan
bagi tokoh lain atau lingkungannya.
b.
Tema
Tema
adalah inti atau ide pokok dalam cerita. Tema merupakan awal tolak pengarang dalam menyampaikan cerita.
Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik
masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.
c.
Penokohan
Penokohan
adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh
dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat juga
menyebutkannya langsung, misalnya si A itu penyabar, si B itu murah hati.
Penjelasan karakter tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan perilakunya,
lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui
penggambaran oleh tokoh lain.
d.
Sudut Pandang (point of view)
Sudut
pandang adalah posisi pengarang atau narator dalam membawakan cerita tersebut.
Posisi pengarang dalam menyampaikan cerita ada beberapa macam: .Narator
serbatahu adalah narator bertindak sebagai pencipta segalanya yang serbatahu.
ia tahu segalanya. Ia dapat menciptakan segala hal yang diinginkannya. Ia dapat
mengeluarkan dan memasukkan para tokoh. Ia dapat mengemukakan perasaan,
kesadaran, ataupun jalan pikiran para tokoh cerita. Pengarang dapat
mengomentari kelakuan para tokoh-tokoh dalam cerita, bahkan juga dapat
berbicara langsung dengan pembacanya.. Narator objektif adalah pengarang tak memberi
komentar apa pun. Pembaca hanya disuguhi “hasil pandangan mata”. Pengarangnya
menceritakan apa yang terjadi seperti penonton melihat pementasan drama.
Pengarang sama sekali tak mau masuk ke dalam pikiran para pelaku. Dalam
kenyataannya, orang memang hanya dapat melihat apa yang yang dilakukan orang
lain. Dengan melihat kelakukan orang lain tersebut, juga boleh menilai
kehidupan kejiwaannya, kepribadiannya, jalan pikirannya, dan perasaannya. Motif
tindakan pelakunya hanya bisa kita nilai dan perbuatan mereka. Dalam hal ini,
jelaslah bahwa pembaca sangat diharapkan partisipasinya. Pembaca bebas
menafsirkan apa yang diceritakan pengarang.Narator aktif adalah Narator juga
aktor yang terlibat dalam cerita tersebut yang terkadang fungsinya sebagai
tokoh sentral. Cara thi tampak dalam penggunaan kata ganti orang pertama (aku,
kami). Dengan posisi yang demikian, narator hanya boleh melihat dan mendengar
apa yang orang biasa lihat atau dengar. Selanjutnya narator mencatat tentang
apa yang dikatakan atau dilakukan tokoh lain dalam suatu jarak penglihatan dan
pendengaran.Narator tidak dapat membaca pikiran tokoh lain kecuali hanya
menafsirkan dari tingkah laku fisiknya. Narator juga tidak dapat melompati
jarak yang besar. Hal-hal yang bersifat psikologis dapat dikisahkan jika
menyangkut dirinya sendiri. Narator sebagai peninjau adalah pengarang memilih
salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian yang ada pada cerita
lakukan bersama tokoh ini. Tokoh ini bisa bercerita tentang pendapatnya atau
perasaannya sendiri. Sementara itu, terhadap tokoh-tokoh lain, ia hanya boleh
menyampaikan tentang, kita sesuai apa yang ia lihat. Jadi, teknik ini merupakan
berupa penuturan pengalaman seseorang. Dalam beberapa hal, teknik ini
sebenarnya hampir sama dengan teknik orang pertama, tetapi teknik ini lebih
bebas dan fleksibel dalam bercerita.
e.
Latar
Latar
(setting) merupakan tempat, waktu, dan suasana teijadinya perbuatan tokoh atau
peristiwa yang dialami tokoh. Dalam cerpen, novel, ataupun bentuk prosa
lainnya, terkadang biasanya tidak disebutkan secara jelas latar perbuatan tokoh
itu. Misalnya, di tepi hutan, di sebuah desa, pada suatu
waktu,
pada zaman dahulu, di kala senja.
f.
Amanat
Amanat
merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca
melalui Karya yang diciptakan itu. Tidak terlalu berbeda dengan bentuk cerita
yang Iainnya, amanat dalam novel akan disimpan rapi dan disembunyikan
pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita. Oleh karena itu, untuk
mendapatkannya, tidak cukup hanya membaca dua atau tiga paragraf, melainkan
membaca cerita tersebut sampai tuntas.
Unsur Ekstrinsik Novel
1.
Latar Belakang pengarang menyangkut asal daerah atau suku bangsa, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan ideologi pengarang. Unsur-unsur ini
sedikit banyak akan berpengaruh pada isi novelnya. Misalnya, novel yang
dikarang orang padang akan berbeda dengan novel yang dibuat oleh orang sunda,
orang inggris, atau orang arab.
2.
Kondisi Sosial Budaya, misalnya novel yang dibuat pada zaman kolonial akan
berbeda dengan novel pada zaman kemerdekaan, atau pada masa reformasi. Novel
yang dikarang oleh orang yang hidup di tengah-tengah masyarakat metropolis akan
berbeda dengan novel yang dihasilkan oleh pengarang yang hidup di tengah-tengah
masyarakat tradisional.
3.
Tempat atau kondisi alam, misalnya novel yang dikarang oleh orang yang hidup
didaerah pertanian, sedikit banyak berbeda dengan novel yang dikarangoleh orang
yang terbiasa hidup didaerah gurun.