Sunday, April 8, 2018

ANALISIS NILAI DAN FUNGSI MANTRA MANDIK BELEQ DI DESA TAMAN BARU KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT


ANALISIS NILAI DAN FUNGSI MANTRA MANDIK BELEQ DI DESA TAMAN BARU KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT

1.      Latar Belakang
Sebagai sebuah karya ilmiah, Mantra menawarkan permasalahan dan kemanusian, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai permasalahan dengan penuh kesungguhan, kemudian diungkapkan kembali melalui sarana sesuai pandangannya (Altenberet dan Lewis, 1966:14), dapat diartikan sebagai pemujaan (do’a) namun biasanya masuk akal dan menggandung nilai kebenaran. Pengarangan mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap kehidupan. Namun hal itu dilakukan secara selektif dan membentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan nilai religius dan memang segala sesuatu itu berdasarkan kepada sesuatu yang religius (Wellek dan Warren, 1956:21).
Hal ini disebapkan. Pada dasarnya, setiap orang yang mampu menghayati tanda, lambang sebagai sarana untuk perenungan sebagai hakekat hidup dan kehidupan, renungan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Sebagai sebuah karya seni, mantra juga sebagai sebuah karya yang mendasarkan diri pada fakta, oleh Abrams (1981;61), disebutkan sebagai fiksi histories.
Mantra sebagaimana dikemukakan Poerwadarminta (1988: 558) adalah:
perkataan atau ucapan yang mendatangkan daya gaib (misal: dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya); 2) susunan kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
Lebih lanjut Richard menguraikan pengertian Mantra dalam bukunya Made Suyasa mengatakan bahwa sebagai ekspresi manusia yang diyakini mampu mengubah suatu kondisi karena dapat memunculkan kekuatan gaib, estetik, dan penuh mistis (Suyasa, 2004: 2).
Masyarakat sasak adalah salah satu suku bangsa yang mempunyai beraneka ragam adat istiadat. Adat istiadat yang masih bertahan sampai saat ini adalah adat istiadat perkawinan, yang merupakan suatu proses terjadinya rancang bangun keluarga oleh sebab itu perlu dilakukan penampaan lahir dan batin bagi mempelai mengikat keduanya merupakan insan yang berlainan dalam segala segi, tetapi sama dalam satu titik hidup dan kehidupan. Sehinga dalam adat perkawinan memiliki berbagi macam proses dan tata cara.
Dalam tata urutan perkawinan ada salah satu tingkatan yang masih bertahan sampai saat ini yakni Mantra Mandiq Beleq. Manta  mengandung tuah dan hanya jiwa yang hidup yang dapat memberikan rasa (Tanggapan)sesuai dengan makna yang terdap dibalik kata-kata dalam Mantra Mandiq Beleq.
Mantra Mandik Beleq ditijau dari segi fungsinya dalam perkawinan adat budaya masyarakat Sasak dibandingkan adat budaya masyarakat lain diseluruh indonesia, maka dapat dikatakan bahwa kedudukan Mantra Mandiq Beleq adalah sebagai penyuci dan pembersih sebelum menjalankan rumah tangga  bagi kedua mempelai agar dapat memiliki keturunan yang berhati suci yang bersih baik secara jasmani maupun rohani serta agar terhindar dari roh-roh jahat.
Mantra Mandik Beleq ada di masyarakat Sasak. Menurut keterangan dari dari informasi adalah sejak adanya penghuni pulau Lombok dan pada saat itu agama Islam belum berkembang, dilihat dari lahiriahnya Mantra itu terdiri dari kata-kata yang memiliki makna kata yang tersusun secara rapi dengan bait dan rima yang ini seperti halnya puisi.
Makana mantra ini sesuai dengan zamanya karena adanya manusia, itu dijadikan puji-pujian dan do’a yang merupakan suatu perantara antra hamb a dan sang khalik, penelitian ini, agar diharapkan untuk meberikan pemahaman bagi penggunaan mantra mandiq beleq ini, agar mendapatkan penjelasan tantang apa sebenarnya, bagaimana struktur dan fungsi mantra dalam kehidupan, dalam hubungan antara sesama dan sang pencipta.
Sebagai generasi penerus, generasi pewaris bangsa, meski kita merenung bahwa alam dan gejalanya ini merupakan semua penomena yang sedang berlangsung kita berkewajiban  untuk melestarikanya dan merupakan memo bagi orang yang peduli terhadap gejala alam lingkungan saat ini. Pada saat ini semua mengalami perubahan yang cenderung akan mempengaruhi rancang bangun adat budaya sasak, untuk mencapai kemurnianya sangat sulit dan asumsi bahwa akan menjadi kemusnahan  dipermukaan. Lebih-lebih menggelobalnya budaya asing yang masuk kebumi sasak,terlihat pula adanya pergeseran nilai sehingga banyak sekali adat istiadat yang secara tidak disadari sudah ditinggalkan oleh penggunanya. Misalnya adat penanda dan petanda pada ritual (betaus,kemiri,telur,peniup dan senteuk ). Dengan demikian,karna bahasa lambang penanda pada petanda itulah maka peneliti ingin mengungkapkan masalah yang akan dijadikan rumusan masalah sebagai berikut.

2.      Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1)      Bagaimanakah struktur Mantra Mandiq Beleq dalam Adat perkawinan Masyarakat Sasak?
2)      Bagaimanakah Nilai dan fungsi Mantra Mandiq Beleq dalam Adat Perkawinan masyarakat Sasak.?
3.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1)      Untuk mendeskripsikan struktur,nilai, dan fungsi mantra mandiq beleq adat perkawinan masyarakat sasak di sekotong?
2)      Untuk mendeskripsikan budaya lama yang masih diacarakan oleh sebagian kecil masyarakat?

4.      Manfaat penelitian
4.1  Manfaat Teoretis
·      Menambah khasanah teori budaya Sasak Khusunya Mantara Mandiq Beleq adat perkawinan dalam masyarakat Sasak.
·      Memberi peluang dan kesempatan bagi peneliti budaya sasak berikutnya untuk meneliti budaya sasak yang belum diangkat.
4.2  Manfaat praktis
·      Untuk pendidikan tentang ragam budaya suku Sasak pada umumnya dan bagi generasi penerus pada khususnya.
·      Sebagai usaha pelestarian dan penginventarisasian budaya daerah khususnya Mantra Mandiq Beleq dalam adat perkawinan adat Sasak.
·      Membantu masyarakat dalam menentukan aspek nilai dan fungsi Mantra Mandiq Beleqpada masyarakat Sasak.
5.      Landasan Teori
5.1  Konsep Dasar
Untuk menghindari adanya pemahaman yang berbeda mengenai pembacaan arti serta  maksud judul ini, oleh sebab itu perlu dijelaskan istilah dibawah ini.
Analisis adalah peroses pencarian jalan keluar, pemecahan masalah yang berangkat dari dugaan akan kebenaranya, dapat juga diartikan sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadan yang sebenarnya. Analisis berasal dari kata analisa yang artinya kusapan, uraian singkat (indermawan ws,1991:15).
Untuk penelitian sastra (mantra) dengan mengunakan salah satu teori sastra sastra, pertama kali yang harus dimengerti dahulu mengenai teori itu, kemudian mengenai metodenya. Dalam hal ini, teori yang digunakan sebagai pendekatan sastra adalah semiotik. Jadi, haruslah dimengerti apakah semiotik itu dan seluk beluknya. Penelitian sastra dengan pendekatan semiotik itu sesungguhnya merupakan lanjutan dari pendekatan bentuk. Seperti yang  dikemukakan  Pradopo (1995: 118) untuk dapat memberikan makna mantra pertanian secara semiotik, pertama kali dapat dilakukan dengan pembacaan heuristik danhermeneutik atau retroaktif. Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur bahasanya atau secara semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama. Sedangkan pembacaan hermeneutik adalah pembacaan karya sastra  berdasarkan sisitem semiotik tingkat kedua atau berdasarkan konvensi sastranya.
Jika kerja analisis kesastraan dimaksudkan untuk memahami secara lebih baik sebuah karya, merebut makna pursuit of signs, menurut istilah Culler, menafsirkan makna berdasarkan berbagai kemungkinannya, analisis tersebut sebenarnya telah melibatkan kerjahermeneutik. Hermeneutik menurut Teeuw ( 1984: 123), adalah ilmu atau teknik memahami karya sastra dan ungkapan bahasa dalam arti yang lebih luas menurut maksudnya. Berdasarkan teori dengan pendekatan semiotik dalam menentukan makna dan fungsi mantra, dilakukan suatu interpretasi dan penafsiran serta penilaian terhadap mantra untuk mendapatkan suatu fungsi serta maknanya dalam kehidupan masyarakat Sasak Lombok Barat.
Sedangkan analisa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai dan fungsi mantra mandiq beleq adat perkawinan Sasak.
Adat perkawinan adalah proses terjadinya rancang bangun berkeluarga yang penuh syarat dan hukum adat dalam masyarakat Sasak. Perkawinan  dalam bahasa Sasak merarik(melari), lari artinya calon istri dicuri dan dilarikan kemudian disembunyikan. Persembunyian dilakukan dirumah calon suami dan tidalk dirumah calon istri, batas akhir maksimal tiga hari baru petugas atau RT melakukan selabar (kabar) kepetugas RT calon istri,baru dilanjutkan oleh petugas RT memberi kabar ke rumah keluarga calon istri.
Mandiq beleq di laksanakan dalam adat sasak dengan tujuan untuk membersihkan dan menyucikan kedua mempelai agar terhindar dari malapetaka dan ganguan roh-roh jahat dalam membina rumah tangga serta agar dapat memiliki keturunan yang berperilaku yang baik serta memiliki jasmani dan rohani yang jernih dan bersih. Dalam acara mandiq beleq penuh syrat dan bahasa tambang yang akan dikaji oleh peneliti dalam penelitian  ini.
Mandiq beleq dalam bahasa sasak artinya bersuci atau membersihkan,dimana dalam agama islam disyaratkan sejak zaman nabi adam dan siti hawa di turunkan kemuka bumi ini,dan dalam hadis juga dijelaskan bahawa kebersihan itu adalah sdebagian dari iman baik suci pakian maupun perbuatan.inilah yang disyariatkan dalam suku Sasak.
5.2       Teori Struktur
Memperhatikan unsur-unsur pembangun karya Sastra, dapat dibuktikan bahwa pendekatan struktur berarti menganalisis sastra tersebut dengan mengungkapkan unsur-unsur yang ada didalmnya,yaitu unsur-unsur yang membina keutuhan struktur-struktur cerita dapat dipahami dan bermakna apabila unsur-unsur tersebut membentuk susunan seperti tangga yang menyangga,sehingga terbentuk kebulatan otonom.
Bertolak dari sastra sebagai sistem tanda atau otonom, maka adanya pendekatan yang struktural dalam usaha untuk membaca dan memahami binaan kata sebaik mungkin. Mengingat analiasis struktural merupakan prasarana bagi studi maupun juga. Setiap karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami maknanya apabila dipahami terlebih dahulu struktur pembangun karya sastra seutuhnya sesuai pendapat A. Teeu, analisis struktural seharinya mendahului analisis yang lain (1983 : 2),oleh karna itu analis struktur harus dilaksanakan.
Namun struktur bukanlah tujuan akhir dari penelitian ini, struktur hanya sebagai alat pemahaman terhadap analisis guna memberikan pemampaatan dengan sendirinya harus memhami unsur-unsurnya yang saling berkaitan erat untuk menentukan makna.,. antara unsur-unsur itu ada koherensi atau berkaitan erat. Unsur-unsur itu tidak otonom, melainkan merupakan bagian dari situasi yang rumit dan dari hubungan dengan bagian lain,unsur-unsur itu mendapatkan artinya dari struktur-struktur yang membentuknya (Culerr dalam pradopo, 2002 : 120 ). Mengingat bahwa mantra memiliki kaitan dan hubungan dengan puisi sehinga membangun dalam mantra tidak jauh berbeda dengan unsur pembangun dalam puisi. Adapun unsur dari struktur-struktur yang membentuk antra lain tema,rima,diksi,dan baris.


5.2.1        Tema
Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diceritakannya (Aminudin, 1987 : 91), sejarah dengan pendapat ini an Weren mangatakan bahwa tema adalah pandangan hidup tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan, atau dengan kata lain rangkaian nilai-niali tertentu yang membentuk gagasan utama karya sastra ( dalam Tarigan,1985 : 25 ).
Pada dasarnya tema merupakan suatu cerita yang ada dan pasti ada dalam setiap cerita tanpa tema, tidakakh dikatakan cerita, sedangkan motif berupa elemen-elemen kejadian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tema.
5.2.2        Rima
Rima adalah persamaan bunyi ,persamaan bisa terjadi diawal, tengah ,dan akhir (supryadi,1995:390). Raminah Barbin, mendefinisikan rima sebagai bunyi yang sama terdapat pada puisi. Lebih lanjut Raminah Barbinmenjelaskan bahwa bunyi-bunyi yang sama, yang berulang-ulang menurut tempatnya dalam puisi dibedakan menjadi: rima awal,rima tengah,dan rima akhir. Sedangakan sempurna dan tidak sempurnanya persamaan bunyi dibedakan yaitu,rima sempurna dan rima tidak sempurna ( 1990: 43-44).
5.2.3        Baris
Menurut KUBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), baris atau lirik adalah banjar (jajar) yang merupakan garis lurus atau deret (Poerwadarmitnto,1998:92). Sebuah karya puisi tidak terikat oleh baris, maksudanya dalam satu bait puisi terdiri dari satu , dua, tiga, atau bahkan sebanyak yang diinginkan pengarangnya. Sebuah puisi sangat terikat oleh bait dan baris tidak akan pernah ada tanpa adanya baris atau larik.
5.2.4        Diksi
Diksi merupakan salah satu unsur yang menentukan dalam penulisan puisi, pantun, mantra, dan lain-lain. Oleh karna itu untuk memilih kata dengan baik diperlukan penguasaaan bahasa., dengan demikian syarat utama dalam diksi pilihan kata adalah menguasai bahasa, sehubungan dengan diksi meyer (1987:547-548) membagi diksi dalam tiga tingkaatan yaitu: diksi formal, diksi pertengahan dan diksi informal.
5.2.5        Teori fungsi
Definisi fungsi yang ialah “sumbangan’ sebuah instititusi terhadap pengekalan kebudayaan. Analisis fungsionalisme struktural, dalam budaya lokasi yang akan dianalisis, maka penelitian ini akan mencari keabsahan teori yang ditemukan oleh ahli yang bernama Ajames Danandjaja. Menurut james Danandjaja, menyatakan bahwa kebudayaan suatu kolektif, yang tersebut dan diwariskan turun temurun, diantara kolektif macam apa saja secara tradisional dalam versi yang berbeda baik dalam bentuk lisan maupun tulisan contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (James Danandjaja, 1984;2)
Dengan demikian simpulan teori tergantung pada kesahan suatu kolektif yang menjadi dasar pengkajaian terhadap prinsip-prinsip analisis fungsionalisme struktural. Pada tingkatan kebudayaan masyarakat sasak habitat alamnya memainkan peranan yang penting berlangsung dalam pembentukan peranata kelompok. Budaya mandiq beleq adat perkawinan dalam masyarakat lebih dilakukan oleh penduduk masyarakat Desa Taman Baru Kecamatan Sekotong  Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan analisis mantra mandiq beleq adalah peneliti mengurai secara rinci nilai dan fungsi mandiq beleq dengan pendekatan yang nilai dan fungsi yang terdapat pada mantra mandiq beleq dalam masyarakat sasak.
5.2.6    Teori Semiotik
Untuk mengalisis nilai-nilai yang terkandung didalam mantra mandiq beleq ini, peneliti mengunakan teori semiotik dalam pandangan semiotik dalam pandangan semiotik yang berasal dari teori Sassure bahasa merupakan sebuah sistem tanda dan sebagai sebagai sistem tanda dalam teks kesastraan tidak hanya menyaran pada sistem atau tataran makna tingkat pertama ( First-Order Semiotik System) (Culler, 1977: 114 ) dalam teori pengkajian fiksi ( Burhan Nurgiantoro, 2002 : 39 )
            Nilai yang terdapat pada mantra mandiq beleq adalah nilai-nilai religius,dan memang segala sasatra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. Menurut mangun Wijaya pada awal mula segala sastra adalah religius ( 1982 : 11 ) dalam teori kajian fiksi ( Burhan Nurgiantoro, 2002 : 326 ). Istilah religius mambawa konotasi pada makna agama, religius memang erat berkaitan, berdampingan bahkan dapat melebur dalam satu kesatuan, namun sebenarnya berbeda makna. Banyak penganut agama tertentu seperti yang terlihat pada KTP, namun sikap dan tingkah lakunya tidak religius. Agama lebih menujukkan pada kelembagaan kebangkitan kepada tuhan dengan hukum-hukum yang resmi. Sedangkan religius bersifat mengatasi,lebih luas lebih dalam dari agama yang tampak formal dan resmi ( Mangun Wijaya,1982 : 112 ). Seseorang religius adalah orang yang mencoba memahami dan menhayati hidup dan kehidupan ini lebih dari sekedar yang lahiriah saja. Dengan demikian kodrat setiap unsur dalam bagian setip struktur yang mempunyai makna setelah berbeda dalam  hubungannya dengan unsur-unsur yang lain yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat diambil manfaatnya.
5.2.7    Perkawinan Adat Sasak
Perkawinan adalahproses terjadinya rancangan bangun keluarga yang penuh syarat dan hukum adat dalam masyarakat Sasak.  Perkawinan dalam bahasa Sasak ( melari ). Lari artinya membawa lari calon istri dengan dicuri dan dilarikan kemidian disembunyikan. Persembunyian dilakukan dirumah calon keluarga calon keluarga suami dan tidak dirumah calon istri, dengan dicuri dan dilarikan baru dikatakan merarik batas akhir maksimal tiga hari baru petugas RT melakukan selabar  (kabar) ke petugas RT calon istri, baru dilanjutkan oleh petugas RT memberi kabar ke luaraga calon istri. Setelah selabar diterima oleh pihak akan dinikahkan yang sering disebut dengan (sejati) baru diadakan pertemuan untuk membicarakan berbagai hal mulai serahan yang disebut “sadean” yakni memberikan sejumlah uang oleh pihak laki-laki kepihak calon istri beserta mas kawin sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak,setelah itu baru membicarakan uang penyorong yang sering disebut dengan uang “ sorong serah” yang berupa uang, kain dan sejumlah perhiasan kemudian dilanjutkan dengan berbagai proses dan hukum adat yakni salah satunya adalah “mandiq beleq” kemudian dilanjutkan dengan yongkol yang diiringi oleh gendang belek atau cilokak. Tata laksana perkawinan adat Sasak meliputi masejati,selabar, nuntut wali, akad nikah , bait janji, sorong serah, mandiq belek, nyongkolan.
“mandiq beleq’dilaksanakan dalam adat Sasak dengan tujuan untuk membersihkan dan menyucikan kedua mempelai agar terhindar dari mala petaka  dan gangguan roh-roh jahat dalam membina rumah tanggaserta agar dapat memiliki keturunan dan berprilaku yang baik serta memiliki jasmani dan rohani yang bersih. Dalam acara mandiq beleq penuh syrat dan bahasa yang akan dikaji oleh peneliti dan penelitian ini.
“mandiq beleq” dalam bahasa Sasak artinya bersuci atau membersihkan, dimana dalam agama islam di syariatkan sejak zaman Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan kemika bumi ini,dan dalam hadist juga dijelaskan bahwa kebersihan sebagian dari iman baik suci pakian,badan dan perbuatan. Inilah yang disyariatkan dalam adat Sasak.
Mandiq beleq dilaksanakan pada hari ketiga setelah selesai melakasanakan akaq nikah,kedua mempelai dibawa kesungai oleh inaq peraje untuk memandikan” kedua mempelai duduk ditengah sungai beralaskan tikar dengan menggunakan kain lempot, inaq peraje mulai membacakan mantra dan membilas kepala dan kedua mempelai dan dibantu oleh ibu kedua mempelai.
Santan ,beras kuning dioles keseluruh tubuh kedua mempelai dan setelah itu dibasuh dengan airsambil membacakan mantra, kemudian dilanjutkan dengan air bunga dan campuran uang logam,mayang ( Bunga Kelapa ) setelah itu kedua mempelai di pakaikan baju dan kain yang baru kemudian inaq peraje melempar uang dan  campuran bunga dan mayang ketempat para gadis yang menonton ritual tersebut, setelah itu kedua mempelai diiringi pulang setelah melakukan penyiraman atau mandika beleq.
6. Metode Penelitian
 Penelitian ini merupakan salah satu bentuk penelitian diskriktif. Oleh karna itu metode yang digunakan metode yang digunakan adalah metode diskriktif kualitatif, penelitian diskriktif bertujuan untuk mendiskrifsikan apa yang ada pada saat ini,yang berlaku didalamnyaterdapat upaya mendiskripsikan nilai dan fungsi makna mantra mandiq beleq,mencatat menganalisis dan mengiterprestasikan kondisi-kondisi yang sedang terjadi atau nyata. Dengan  kata lainpenelitin deskriktifadalah untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitannya antra variabel-variabel yang ada. Penelitian deskriktif ini diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,fakata-fakta, ata kejadian secara sistematis (Rianto,2001:23 ).
6.1 lokasi penelitian
            penelitian di Desa Taman Baru Kecamatan Sekotong Kabupaen Lombok Barat. Adapun alasan memilih lokasi ini antara lain, karna adat Desa ini  masih kuat Adat asli Suku Sasak dan masyarakat masih percaya pada keyakinan  dan kepercayaan nenek moyang terhadap sesuatu yang gaib dan mengandung mitos. Adapun keyakinan  nenek moyang yang masih dibudidayakan sampai sekarang adalah ketemuk ( bertemunya Roh orang mati dengan Roh orang yang masih hidup ). Jampi-jampi, yang salah satunya yakni ritual Mandiq Beleq.
Desa Taman Baru Kecamatan Sekotong merupakan lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti dengan batasan-batasan sebagai berikut:
Sebelah utara
Sebelah selatan
Sebelah barat
Sebelah timur
6.2 Data dan Sumber Data
            Dalam penelitian ini adalah struktur, nilai dan fungsi Mantra Mandiq Beleq adat perkawinan adat perkawinan suku sasak yang ada di Desa Taman Baru, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
            Sumber data dalam penelitian ini adalah saat ritual dilakukan yakni acara mandiq beleq dilakuan setelah kedua mempelai melakuakan akad nikah. Dengan demikian acara ini, berdasarkan keyakinan masyarakan penggunanya bahwa kedua mempelai sudah melakukan akad nikah dan sudah melakukan hubungan batin, oleh karna itu  sesudah melakuakan hal tersebut maka harus dibersihkan atau disicikan agar teerhindar dari mala petaka dan gangguan roh-roh jahat serta agar memiliki keturunan yang baik secara jasmani dan rohani.
            Informan ( nara sumber ) dalam penelitian ini adalah orang-orang yang tahu dan berkecimpung dalam bidang tersebut, dan betul- betul dan berkopeten dalam bidang Fungsi Mantra Mandiq Beleq,adat perkawianan suku sasak,nilai fungsinya,sesuai dengan hidup dan kehidupan kaitannya dengan sosial,lingkungan masarakat dan budayanya.jumlah penutur atau informan yang akan digunakan adalah lima orang. Pemilihan atau informan ini sesuai sesuai dengan pendapat  Nida dalam Samiran (1998:13) yang menyatakan asal informan tersebut berasal dari lokasi tempat penelitian Desa taman Baru Kecamatan Sekotong Kabueten Lombok Barat.
            syarat-syarat informan yang dipilih  dengan kriteria sebagi berikut :
1.      Penduduk asli dan mengetahui apa yang kita akan teliti
2.      Tingkat pengetahuan ( wawasan luas )
3.      Usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun
4.      Orang yang diwawancarai sekitar 3 sampai 5 orang
5.      Sehat jasmani dan rohani

6.3   Metode Pengumpulan Data
6.3.2 Metode Wawancara semua
                        Dari  penutur aslinya peneliti akan  menggali apa yang ada dan sedang berlangsung saat sekarang khususnya mengenai nilai,sebab acara ritual ini penuh dangan bahasa lambang,peneliti akan mengkaji apa yang terkandung dalam mantra mandiq beleqtersebut. Dengan melakukan wawancara, peneliti mencatat semua penjelasan dari informan mengenai makna bahasa simbol yang digunakan dalam acara ritual ini.
6.3.2 Metode Dokumentasi
Suatu cara memperoleh data yang dilakukan dengan segala macam dokumen sehingga memperkuat suatu hasil pengamatan.Disamping itu juga metode dokumentasi merupakan suatu usaha mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan buku,surat kabar,transkip,majalah,agenda dan lain-lain.
6.3.3Metode Rekaman
Metode rekaman merupakan metode pengumpulan data secara langsung dari sumber data ketika mantra itu diucapkan.Jadi metode rekaman digunakan untuk memperoleh data dalam hal ini Mantra Mandi Baleq adat perkawinan masyarakat sasask dari informan.
6.3.4 Metode Transkrip
Kata trankrip menurut Barataatmaja,(1994:301)berarti alih tulis/penyalinan.Jadi metode trankripsi merupakan cara pengumpulan data dengan jalan penyalinan (alih tulis),dalam hal ini penulis menyalin atau alih tulis mantra dari hasil rekaman kedalam bentuk tulisan atau kalimat.
6.3.5 Metode Terjemahan
Metode terjemahan,kata terjemahan berarti menyalin dari suatu bahasa kebahasa lain(Hozin,1994:565).Jadi metode terjemahan merupakan metode pengumpulan data dengan menyalin bahasa kebahasa lain.Metode ini digunakan untuk menyalin Mantra Mandiq Baleqyang masik memakai bahasa sasask kebahasa indonisia.
6.3.6 Metode Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pengamatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.Metode observasi digunakan dalam penelitian ini untuk mengamatan secara langsung bermacam-macam lambang digunakan dalam acara ritualMandiq Beleq tersebut.
6.3.7 Metode Analisis Data
Untuk mendapatkan hasil penelitian nilai dan fungsi mantra Mandiq Beleq adat perkawinan masyarakat sasask peneliti menggunakan metode diskriftif kualitatif.Metode ini dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan nyata sekarang(sementara berlangsung).Tujuan utama dalam menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab suatu gejalan tertentu (Teraves,1978:200).
Sesuai dengan pendapat “gay” mendefinisikan  metode penelitian diskriftif sebagai kegitan yang mengumpulkan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian (1976:20).berbicara tentang suatu penelitian karya sastra nilai dan fungsi Mandiq Beleq jelas kita tidak bisa lepas dari masalah pendekatan  telaah sastra.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data sebagai berikut:     
1.      Identifikasi
Merupakan satuan atau bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.

2.      Klasifikasi
Merupakan langkkah kedua dalam analisis data kualitatif.Tanpa klasifikasi data,tidak ada jalan lagi untuk mengetahui apa yang kta analisis atau hal-hal yang dipersoalkan sebelumnya.
3.      Interprestasi
Merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan.Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi yang akurat yang diperoleh dari lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Abrham,1981,Strukture Of Literature,New Hevan,Yale University
Altendberend,dkk.1966.A.Hanbook Fot the study Of Ficition,London The
Macmillah Company.
Burhan.2002,Teori Pengkajian fFiksi,Yogyakarta :Gajah Mada University press
Hadi.1993,Meteodologi ReReseach II,Fakultas Fisiologi,Unnversity Gajah Mada,
Yogyakarta : Andi Ofset
Muhid,Bad.2001,Kearifan Budaya Lokal,Mataram NTB : Rodam
Poerwadarmanto.1976,Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta:PN Balai Pustaka.
Pradopo,Rahmad Joko.1987,Pekajian Puisi Revisi,Yogyakarta : Gajah Mada University press
Patuhrahman,dkk.1986,Analisis Unsur-Unsur Mikroteks,Jkarta : Depdikbud
Suparman.1998,Lembaga Pembakuan Dan Penyebaran Adat Sasak : University Press
Sriningsih.1996,Proyek Pekajian dan pembina Nilai-Nilai Budaya Mataram NTB :Deplikbud
Teww,A.1982,Pengetahuan dan Aperesiasi Kesusantaraan,Jakarta: Nusa Indah
W.S.Indermawan.1991,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini ,
Zoitoem,Andi.1984(editor),Budaya Sastra,Jakarta:Rjawali


Artikel Terkait