ANALISIS NILAI DAN
FUNGSI MANTRA MANDIK BELEQ DI DESA TAMAN BARU KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN
LOMBOK BARAT
1. Latar
Belakang
Sebagai sebuah karya ilmiah, Mantra
menawarkan permasalahan dan kemanusian, hidup dan kehidupan. Pengarang
menghayati berbagai permasalahan dengan penuh kesungguhan, kemudian diungkapkan
kembali melalui sarana sesuai pandangannya (Altenberet dan Lewis, 1966:14),
dapat diartikan sebagai pemujaan (do’a) namun biasanya masuk akal dan
menggandung nilai kebenaran. Pengarangan mengemukakan hal itu berdasarkan
pengalaman dan pengamatan terhadap kehidupan. Namun hal itu dilakukan secara
selektif dan membentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan nilai
religius dan memang segala sesuatu itu berdasarkan kepada sesuatu yang religius
(Wellek dan Warren, 1956:21).
Hal ini disebapkan. Pada dasarnya,
setiap orang yang mampu menghayati tanda, lambang sebagai sarana untuk
perenungan sebagai hakekat hidup dan kehidupan, renungan yang dilakukan dengan
penuh kesadaran dan tanggung jawab. Sebagai sebuah karya seni, mantra juga
sebagai sebuah karya yang mendasarkan diri pada fakta, oleh Abrams (1981;61),
disebutkan sebagai fiksi histories.
Mantra
sebagaimana dikemukakan Poerwadarminta (1988: 558) adalah:
perkataan
atau ucapan yang mendatangkan daya gaib (misal: dapat menyembuhkan,
mendatangkan celaka, dan sebagainya); 2) susunan kata berunsur puisi (seperti
rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh
dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
Lebih
lanjut Richard menguraikan pengertian Mantra dalam bukunya Made Suyasa
mengatakan bahwa sebagai ekspresi manusia yang diyakini mampu mengubah suatu
kondisi karena dapat memunculkan kekuatan gaib, estetik, dan penuh mistis
(Suyasa, 2004: 2).
Masyarakat
sasak adalah salah satu suku bangsa yang mempunyai beraneka ragam adat
istiadat. Adat istiadat yang masih bertahan sampai saat ini adalah adat
istiadat perkawinan, yang merupakan suatu proses terjadinya rancang bangun
keluarga oleh sebab itu perlu dilakukan penampaan lahir dan batin bagi mempelai
mengikat keduanya merupakan insan yang berlainan dalam segala segi, tetapi sama
dalam satu titik hidup dan kehidupan. Sehinga dalam adat perkawinan memiliki
berbagi macam proses dan tata cara.
Dalam
tata urutan perkawinan ada salah satu tingkatan yang masih bertahan sampai saat
ini yakni Mantra Mandiq Beleq. Manta
mengandung tuah dan hanya jiwa yang hidup yang dapat memberikan rasa
(Tanggapan)sesuai dengan makna yang terdap dibalik kata-kata dalam Mantra
Mandiq Beleq.
Mantra
Mandik Beleq ditijau dari segi fungsinya dalam perkawinan adat budaya
masyarakat Sasak dibandingkan adat budaya masyarakat lain diseluruh indonesia,
maka dapat dikatakan bahwa kedudukan Mantra Mandiq Beleq adalah sebagai penyuci
dan pembersih sebelum menjalankan rumah tangga
bagi kedua mempelai agar dapat memiliki keturunan yang berhati suci yang
bersih baik secara jasmani maupun rohani serta agar terhindar dari roh-roh
jahat.
Mantra
Mandik Beleq ada di masyarakat Sasak. Menurut keterangan dari dari informasi
adalah sejak adanya penghuni pulau Lombok dan pada saat itu agama Islam belum
berkembang, dilihat dari lahiriahnya Mantra itu terdiri dari kata-kata yang
memiliki makna kata yang tersusun secara rapi dengan bait dan rima yang ini
seperti halnya puisi.
Makana
mantra ini sesuai dengan zamanya karena adanya manusia, itu dijadikan
puji-pujian dan do’a yang merupakan suatu perantara antra hamb a dan sang
khalik, penelitian ini, agar diharapkan untuk meberikan pemahaman bagi
penggunaan mantra mandiq beleq ini, agar mendapatkan penjelasan tantang apa
sebenarnya, bagaimana struktur dan fungsi mantra dalam kehidupan, dalam
hubungan antara sesama dan sang pencipta.
Sebagai
generasi penerus, generasi pewaris bangsa, meski kita merenung bahwa alam dan
gejalanya ini merupakan semua penomena yang sedang berlangsung kita
berkewajiban untuk melestarikanya dan
merupakan memo bagi orang yang peduli terhadap gejala alam lingkungan saat ini.
Pada saat ini semua mengalami perubahan yang cenderung akan mempengaruhi
rancang bangun adat budaya sasak, untuk mencapai kemurnianya sangat sulit dan
asumsi bahwa akan menjadi kemusnahan
dipermukaan. Lebih-lebih menggelobalnya budaya asing yang masuk kebumi
sasak,terlihat pula adanya pergeseran nilai sehingga banyak sekali adat
istiadat yang secara tidak disadari sudah ditinggalkan oleh penggunanya.
Misalnya adat penanda dan petanda pada ritual (betaus,kemiri,telur,peniup dan
senteuk ). Dengan demikian,karna bahasa lambang penanda pada petanda itulah
maka peneliti ingin mengungkapkan masalah yang akan dijadikan rumusan masalah
sebagai berikut.
2. Rumusan
masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas,maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah
struktur Mantra Mandiq Beleq dalam Adat perkawinan Masyarakat Sasak?
2) Bagaimanakah
Nilai dan fungsi Mantra Mandiq Beleq dalam Adat Perkawinan masyarakat Sasak.?
3. Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1) Untuk
mendeskripsikan struktur,nilai, dan fungsi mantra mandiq beleq adat perkawinan
masyarakat sasak di sekotong?
2) Untuk
mendeskripsikan budaya lama yang masih diacarakan oleh sebagian kecil
masyarakat?
4. Manfaat
penelitian
4.1 Manfaat
Teoretis
·
Menambah khasanah teori
budaya Sasak Khusunya Mantara Mandiq Beleq adat perkawinan dalam masyarakat
Sasak.
·
Memberi peluang dan
kesempatan bagi peneliti budaya sasak berikutnya untuk meneliti budaya sasak
yang belum diangkat.
4.2 Manfaat
praktis
·
Untuk pendidikan
tentang ragam budaya suku Sasak pada umumnya dan bagi generasi penerus pada
khususnya.
·
Sebagai usaha pelestarian
dan penginventarisasian budaya daerah khususnya Mantra Mandiq Beleq dalam adat
perkawinan adat Sasak.
·
Membantu masyarakat
dalam menentukan aspek nilai dan fungsi Mantra Mandiq Beleqpada masyarakat
Sasak.
5. Landasan
Teori
5.1 Konsep
Dasar
Untuk
menghindari adanya pemahaman yang berbeda mengenai pembacaan arti serta maksud judul ini, oleh sebab itu perlu
dijelaskan istilah dibawah ini.
Analisis
adalah peroses pencarian jalan keluar, pemecahan masalah yang berangkat dari
dugaan akan kebenaranya, dapat juga diartikan sebagai penyelidikan terhadap
suatu peristiwa untuk mengetahui keadan yang sebenarnya. Analisis berasal dari
kata analisa yang artinya kusapan, uraian singkat (indermawan ws,1991:15).
Untuk
penelitian sastra (mantra) dengan mengunakan salah satu teori sastra sastra,
pertama kali yang harus dimengerti dahulu mengenai teori itu, kemudian mengenai
metodenya. Dalam hal ini, teori yang digunakan sebagai pendekatan sastra adalah
semiotik. Jadi, haruslah dimengerti apakah semiotik itu dan seluk beluknya. Penelitian
sastra dengan pendekatan semiotik itu sesungguhnya merupakan lanjutan dari
pendekatan bentuk. Seperti yang
dikemukakan Pradopo (1995: 118)
untuk dapat memberikan makna mantra pertanian secara semiotik, pertama kali
dapat dilakukan dengan pembacaan heuristik danhermeneutik atau retroaktif.
Pembacaan heuristik adalah pembacaan berdasarkan struktur bahasanya atau secara
semiotik adalah berdasarkan konvensi sistem semiotik tingkat pertama. Sedangkan
pembacaan hermeneutik adalah pembacaan karya sastra berdasarkan sisitem semiotik tingkat kedua
atau berdasarkan konvensi sastranya.
Jika
kerja analisis kesastraan dimaksudkan untuk memahami secara lebih baik sebuah
karya, merebut makna pursuit of signs, menurut istilah Culler, menafsirkan
makna berdasarkan berbagai kemungkinannya, analisis tersebut sebenarnya telah
melibatkan kerjahermeneutik. Hermeneutik menurut Teeuw ( 1984: 123), adalah
ilmu atau teknik memahami karya sastra dan ungkapan bahasa dalam arti yang
lebih luas menurut maksudnya. Berdasarkan teori dengan pendekatan semiotik
dalam menentukan makna dan fungsi mantra, dilakukan suatu interpretasi dan
penafsiran serta penilaian terhadap mantra untuk mendapatkan suatu fungsi serta
maknanya dalam kehidupan masyarakat Sasak Lombok Barat.
Sedangkan
analisa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai dan fungsi mantra
mandiq beleq adat perkawinan Sasak.
Adat
perkawinan adalah proses terjadinya rancang bangun berkeluarga yang penuh
syarat dan hukum adat dalam masyarakat Sasak. Perkawinan dalam bahasa Sasak merarik(melari), lari
artinya calon istri dicuri dan dilarikan kemudian disembunyikan. Persembunyian
dilakukan dirumah calon suami dan tidalk dirumah calon istri, batas akhir
maksimal tiga hari baru petugas atau RT melakukan selabar (kabar) kepetugas RT
calon istri,baru dilanjutkan oleh petugas RT memberi kabar ke rumah keluarga calon
istri.
Mandiq
beleq di laksanakan dalam adat sasak dengan tujuan untuk membersihkan dan
menyucikan kedua mempelai agar terhindar dari malapetaka dan ganguan roh-roh
jahat dalam membina rumah tangga serta agar dapat memiliki keturunan yang
berperilaku yang baik serta memiliki jasmani dan rohani yang jernih dan bersih.
Dalam acara mandiq beleq penuh syrat dan bahasa tambang yang akan dikaji oleh
peneliti dalam penelitian ini.
Mandiq
beleq dalam bahasa sasak artinya bersuci atau membersihkan,dimana dalam agama
islam disyaratkan sejak zaman nabi adam dan siti hawa di turunkan kemuka bumi
ini,dan dalam hadis juga dijelaskan bahawa kebersihan itu adalah sdebagian dari
iman baik suci pakian maupun perbuatan.inilah yang disyariatkan dalam suku
Sasak.
5.2 Teori Struktur
Memperhatikan
unsur-unsur pembangun karya Sastra, dapat dibuktikan bahwa pendekatan struktur
berarti menganalisis sastra tersebut dengan mengungkapkan unsur-unsur yang ada
didalmnya,yaitu unsur-unsur yang membina keutuhan struktur-struktur cerita
dapat dipahami dan bermakna apabila unsur-unsur tersebut membentuk susunan
seperti tangga yang menyangga,sehingga terbentuk kebulatan otonom.
Bertolak
dari sastra sebagai sistem tanda atau otonom, maka adanya pendekatan yang
struktural dalam usaha untuk membaca dan memahami binaan kata sebaik mungkin.
Mengingat analiasis struktural merupakan prasarana bagi studi maupun juga.
Setiap karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami maknanya apabila
dipahami terlebih dahulu struktur pembangun karya sastra seutuhnya sesuai
pendapat A. Teeu, analisis struktural seharinya mendahului analisis yang lain
(1983 : 2),oleh karna itu analis struktur harus dilaksanakan.
Namun
struktur bukanlah tujuan akhir dari penelitian ini, struktur hanya sebagai alat
pemahaman terhadap analisis guna memberikan pemampaatan dengan sendirinya harus
memhami unsur-unsurnya yang saling berkaitan erat untuk menentukan makna.,.
antara unsur-unsur itu ada koherensi atau berkaitan erat. Unsur-unsur itu tidak
otonom, melainkan merupakan bagian dari situasi yang rumit dan dari hubungan
dengan bagian lain,unsur-unsur itu mendapatkan artinya dari struktur-struktur
yang membentuknya (Culerr dalam pradopo, 2002 : 120 ). Mengingat bahwa mantra
memiliki kaitan dan hubungan dengan puisi sehinga membangun dalam mantra tidak
jauh berbeda dengan unsur pembangun dalam puisi. Adapun unsur dari
struktur-struktur yang membentuk antra lain tema,rima,diksi,dan baris.
5.2.1 Tema
Tema
adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal
tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diceritakannya (Aminudin,
1987 : 91), sejarah dengan pendapat ini an Weren mangatakan bahwa tema adalah
pandangan hidup tertentu atau perasaan tertentu mengenai kehidupan, atau dengan
kata lain rangkaian nilai-niali tertentu yang membentuk gagasan utama karya
sastra ( dalam Tarigan,1985 : 25 ).
Pada
dasarnya tema merupakan suatu cerita yang ada dan pasti ada dalam setiap cerita
tanpa tema, tidakakh dikatakan cerita, sedangkan motif berupa elemen-elemen
kejadian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tema.
5.2.2 Rima
Rima
adalah persamaan bunyi ,persamaan bisa terjadi diawal, tengah ,dan akhir
(supryadi,1995:390). Raminah Barbin, mendefinisikan rima sebagai bunyi yang
sama terdapat pada puisi. Lebih lanjut Raminah Barbinmenjelaskan bahwa
bunyi-bunyi yang sama, yang berulang-ulang menurut tempatnya dalam puisi
dibedakan menjadi: rima awal,rima tengah,dan rima akhir. Sedangakan sempurna
dan tidak sempurnanya persamaan bunyi dibedakan yaitu,rima sempurna dan rima
tidak sempurna ( 1990: 43-44).
5.2.3 Baris
Menurut
KUBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), baris atau lirik adalah banjar (jajar)
yang merupakan garis lurus atau deret (Poerwadarmitnto,1998:92). Sebuah karya
puisi tidak terikat oleh baris, maksudanya dalam satu bait puisi terdiri dari
satu , dua, tiga, atau bahkan sebanyak yang diinginkan pengarangnya. Sebuah
puisi sangat terikat oleh bait dan baris tidak akan pernah ada tanpa adanya
baris atau larik.
5.2.4 Diksi
Diksi
merupakan salah satu unsur yang menentukan dalam penulisan puisi, pantun,
mantra, dan lain-lain. Oleh karna itu untuk memilih kata dengan baik diperlukan
penguasaaan bahasa., dengan demikian syarat utama dalam diksi pilihan kata
adalah menguasai bahasa, sehubungan dengan diksi meyer (1987:547-548) membagi
diksi dalam tiga tingkaatan yaitu: diksi formal, diksi pertengahan dan diksi
informal.
5.2.5 Teori fungsi
Definisi
fungsi yang ialah “sumbangan’ sebuah instititusi terhadap pengekalan
kebudayaan. Analisis fungsionalisme struktural, dalam budaya lokasi yang akan
dianalisis, maka penelitian ini akan mencari keabsahan teori yang ditemukan
oleh ahli yang bernama Ajames Danandjaja. Menurut james Danandjaja, menyatakan
bahwa kebudayaan suatu kolektif, yang tersebut dan diwariskan turun temurun,
diantara kolektif macam apa saja secara tradisional dalam versi yang berbeda
baik dalam bentuk lisan maupun tulisan contoh yang disertai dengan gerak
isyarat atau alat pembantu pengingat (James Danandjaja, 1984;2)
Dengan
demikian simpulan teori tergantung pada kesahan suatu kolektif yang menjadi
dasar pengkajaian terhadap prinsip-prinsip analisis fungsionalisme struktural.
Pada tingkatan kebudayaan masyarakat sasak habitat alamnya memainkan peranan
yang penting berlangsung dalam pembentukan peranata kelompok. Budaya mandiq
beleq adat perkawinan dalam masyarakat lebih dilakukan oleh penduduk masyarakat
Desa Taman Baru Kecamatan Sekotong
Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini
dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan analisis mantra mandiq beleq
adalah peneliti mengurai secara rinci nilai dan fungsi mandiq beleq dengan
pendekatan yang nilai dan fungsi yang terdapat pada mantra mandiq beleq dalam
masyarakat sasak.
5.2.6 Teori Semiotik
Untuk
mengalisis nilai-nilai yang terkandung didalam mantra mandiq beleq ini,
peneliti mengunakan teori semiotik dalam pandangan semiotik dalam pandangan
semiotik yang berasal dari teori Sassure bahasa merupakan sebuah sistem tanda
dan sebagai sebagai sistem tanda dalam teks kesastraan tidak hanya menyaran
pada sistem atau tataran makna tingkat pertama ( First-Order Semiotik System)
(Culler, 1977: 114 ) dalam teori pengkajian fiksi ( Burhan Nurgiantoro, 2002 :
39 )
Nilai yang terdapat pada mantra
mandiq beleq adalah nilai-nilai religius,dan memang segala sasatra tumbuh dari
sesuatu yang bersifat religius. Menurut mangun Wijaya pada awal mula segala
sastra adalah religius ( 1982 : 11 ) dalam teori kajian fiksi ( Burhan
Nurgiantoro, 2002 : 326 ). Istilah religius mambawa konotasi pada makna agama,
religius memang erat berkaitan, berdampingan bahkan dapat melebur dalam satu
kesatuan, namun sebenarnya berbeda makna. Banyak penganut agama tertentu
seperti yang terlihat pada KTP, namun sikap dan tingkah lakunya tidak religius.
Agama lebih menujukkan pada kelembagaan kebangkitan kepada tuhan dengan
hukum-hukum yang resmi. Sedangkan religius bersifat mengatasi,lebih luas lebih
dalam dari agama yang tampak formal dan resmi ( Mangun Wijaya,1982 : 112 ). Seseorang
religius adalah orang yang mencoba memahami dan menhayati hidup dan kehidupan
ini lebih dari sekedar yang lahiriah saja. Dengan demikian kodrat setiap unsur
dalam bagian setip struktur yang mempunyai makna setelah berbeda dalam hubungannya dengan unsur-unsur yang lain yang
terkandung di dalamnya, sehingga dapat diambil manfaatnya.
5.2.7 Perkawinan Adat Sasak
Perkawinan
adalahproses terjadinya rancangan bangun keluarga yang penuh syarat dan hukum
adat dalam masyarakat Sasak. Perkawinan
dalam bahasa Sasak ( melari ). Lari artinya membawa lari calon istri dengan
dicuri dan dilarikan kemidian disembunyikan. Persembunyian dilakukan dirumah
calon keluarga calon keluarga suami dan tidak dirumah calon istri, dengan
dicuri dan dilarikan baru dikatakan merarik batas akhir maksimal tiga hari baru
petugas RT melakukan selabar (kabar) ke
petugas RT calon istri, baru dilanjutkan oleh petugas RT memberi kabar ke
luaraga calon istri. Setelah selabar diterima oleh pihak akan dinikahkan yang
sering disebut dengan (sejati) baru diadakan pertemuan untuk membicarakan
berbagai hal mulai serahan yang disebut “sadean” yakni memberikan sejumlah uang
oleh pihak laki-laki kepihak calon istri beserta mas kawin sesuai dengan
kesepakatan dari kedua belah pihak,setelah itu baru membicarakan uang penyorong
yang sering disebut dengan uang “ sorong serah” yang berupa uang, kain dan
sejumlah perhiasan kemudian dilanjutkan dengan berbagai proses dan hukum adat
yakni salah satunya adalah “mandiq beleq” kemudian dilanjutkan dengan yongkol
yang diiringi oleh gendang belek atau cilokak. Tata laksana perkawinan adat
Sasak meliputi masejati,selabar, nuntut wali, akad nikah , bait janji, sorong
serah, mandiq belek, nyongkolan.
“mandiq
beleq’dilaksanakan dalam adat Sasak dengan tujuan untuk membersihkan dan
menyucikan kedua mempelai agar terhindar dari mala petaka dan gangguan roh-roh jahat dalam membina
rumah tanggaserta agar dapat memiliki keturunan dan berprilaku yang baik serta
memiliki jasmani dan rohani yang bersih. Dalam acara mandiq beleq penuh syrat
dan bahasa yang akan dikaji oleh peneliti dan penelitian ini.
“mandiq
beleq” dalam bahasa Sasak artinya bersuci atau membersihkan, dimana dalam agama
islam di syariatkan sejak zaman Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan kemika bumi
ini,dan dalam hadist juga dijelaskan bahwa kebersihan sebagian dari iman baik
suci pakian,badan dan perbuatan. Inilah yang disyariatkan dalam adat Sasak.
Mandiq
beleq dilaksanakan pada hari ketiga setelah selesai melakasanakan akaq
nikah,kedua mempelai dibawa kesungai oleh inaq peraje untuk memandikan” kedua
mempelai duduk ditengah sungai beralaskan tikar dengan menggunakan kain lempot,
inaq peraje mulai membacakan mantra dan membilas kepala dan kedua mempelai dan
dibantu oleh ibu kedua mempelai.
Santan
,beras kuning dioles keseluruh tubuh kedua mempelai dan setelah itu dibasuh
dengan airsambil membacakan mantra, kemudian dilanjutkan dengan air bunga dan
campuran uang logam,mayang ( Bunga Kelapa ) setelah itu kedua mempelai di
pakaikan baju dan kain yang baru kemudian inaq peraje melempar uang dan campuran bunga dan mayang ketempat para gadis
yang menonton ritual tersebut, setelah itu kedua mempelai diiringi pulang
setelah melakukan penyiraman atau mandika beleq.
6.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan salah satu bentuk
penelitian diskriktif. Oleh karna itu metode yang digunakan metode yang
digunakan adalah metode diskriktif kualitatif, penelitian diskriktif bertujuan
untuk mendiskrifsikan apa yang ada pada saat ini,yang berlaku didalamnyaterdapat
upaya mendiskripsikan nilai dan fungsi makna mantra mandiq beleq,mencatat
menganalisis dan mengiterprestasikan kondisi-kondisi yang sedang terjadi atau
nyata. Dengan kata lainpenelitin
deskriktifadalah untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini dan
melihat kaitannya antra variabel-variabel yang ada. Penelitian deskriktif ini
diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,fakata-fakta, ata kejadian secara
sistematis (Rianto,2001:23 ).
6.1
lokasi penelitian
penelitian di Desa Taman Baru
Kecamatan Sekotong Kabupaen Lombok Barat. Adapun alasan memilih lokasi ini
antara lain, karna adat Desa ini masih
kuat Adat asli Suku Sasak dan masyarakat masih percaya pada keyakinan dan kepercayaan nenek moyang terhadap sesuatu
yang gaib dan mengandung mitos. Adapun keyakinan nenek moyang yang masih dibudidayakan sampai
sekarang adalah ketemuk ( bertemunya Roh orang mati dengan Roh orang yang masih
hidup ). Jampi-jampi, yang salah satunya yakni ritual Mandiq Beleq.
Desa
Taman Baru Kecamatan Sekotong merupakan lokasi penelitian yang dipilih oleh
peneliti dengan batasan-batasan sebagai berikut:
Sebelah
utara
Sebelah
selatan
Sebelah
barat
Sebelah
timur
6.2
Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini adalah
struktur, nilai dan fungsi Mantra Mandiq Beleq adat perkawinan adat perkawinan
suku sasak yang ada di Desa Taman Baru, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok
Barat.
Sumber data dalam penelitian ini
adalah saat ritual dilakukan yakni acara mandiq beleq dilakuan setelah kedua
mempelai melakuakan akad nikah. Dengan demikian acara ini, berdasarkan
keyakinan masyarakan penggunanya bahwa kedua mempelai sudah melakukan akad
nikah dan sudah melakukan hubungan batin, oleh karna itu sesudah melakuakan hal tersebut maka harus
dibersihkan atau disicikan agar teerhindar dari mala petaka dan gangguan
roh-roh jahat serta agar memiliki keturunan yang baik secara jasmani dan
rohani.
Informan ( nara sumber ) dalam
penelitian ini adalah orang-orang yang tahu dan berkecimpung dalam bidang tersebut,
dan betul- betul dan berkopeten dalam bidang Fungsi Mantra Mandiq Beleq,adat
perkawianan suku sasak,nilai fungsinya,sesuai dengan hidup dan kehidupan
kaitannya dengan sosial,lingkungan masarakat dan budayanya.jumlah penutur atau
informan yang akan digunakan adalah lima orang. Pemilihan atau informan ini
sesuai sesuai dengan pendapat Nida dalam
Samiran (1998:13) yang menyatakan asal informan tersebut berasal dari lokasi
tempat penelitian Desa taman Baru Kecamatan Sekotong Kabueten Lombok Barat.
syarat-syarat informan yang
dipilih dengan kriteria sebagi berikut :
1. Penduduk asli dan mengetahui apa yang
kita akan teliti
2. Tingkat pengetahuan ( wawasan luas )
3. Usia sekitar 40 tahun sampai 50 tahun
4. Orang yang diwawancarai sekitar 3 sampai
5 orang
5. Sehat jasmani dan rohani
6.3 Metode Pengumpulan Data
6.3.2
Metode Wawancara semua
Dari penutur aslinya peneliti akan menggali apa yang ada dan sedang berlangsung
saat sekarang khususnya mengenai nilai,sebab acara ritual ini penuh dangan
bahasa lambang,peneliti akan mengkaji apa yang terkandung dalam mantra mandiq
beleqtersebut. Dengan melakukan wawancara, peneliti mencatat semua penjelasan
dari informan mengenai makna bahasa simbol yang digunakan dalam acara ritual
ini.
6.3.2
Metode Dokumentasi
Suatu
cara memperoleh data yang dilakukan dengan segala macam dokumen sehingga
memperkuat suatu hasil pengamatan.Disamping itu juga metode dokumentasi
merupakan suatu usaha mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan buku,surat kabar,transkip,majalah,agenda dan lain-lain.
6.3.3Metode
Rekaman
Metode
rekaman merupakan metode pengumpulan data secara langsung dari sumber data
ketika mantra itu diucapkan.Jadi metode rekaman digunakan untuk memperoleh data
dalam hal ini Mantra Mandi Baleq adat perkawinan masyarakat sasask dari
informan.
6.3.4
Metode Transkrip
Kata
trankrip menurut Barataatmaja,(1994:301)berarti alih tulis/penyalinan.Jadi
metode trankripsi merupakan cara pengumpulan data dengan jalan penyalinan (alih
tulis),dalam hal ini penulis menyalin atau alih tulis mantra dari hasil rekaman
kedalam bentuk tulisan atau kalimat.
6.3.5
Metode Terjemahan
Metode
terjemahan,kata terjemahan berarti menyalin dari suatu bahasa kebahasa lain(Hozin,1994:565).Jadi
metode terjemahan merupakan metode pengumpulan data dengan menyalin bahasa
kebahasa lain.Metode ini digunakan untuk menyalin Mantra Mandiq Baleqyang masik
memakai bahasa sasask kebahasa indonisia.
6.3.6
Metode Observasi
Observasi
diartikan pengamatan dan pengamatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian.Metode observasi digunakan dalam penelitian ini
untuk mengamatan secara langsung bermacam-macam lambang digunakan dalam acara
ritualMandiq Beleq tersebut.
6.3.7
Metode Analisis Data
Untuk
mendapatkan hasil penelitian nilai dan fungsi mantra Mandiq Beleq adat
perkawinan masyarakat sasask peneliti menggunakan metode diskriftif
kualitatif.Metode ini dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan
nyata sekarang(sementara berlangsung).Tujuan utama dalam menggunakan metode ini
adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada
saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab suatu gejalan tertentu
(Teraves,1978:200).
Sesuai
dengan pendapat “gay” mendefinisikan
metode penelitian diskriftif sebagai kegitan yang mengumpulkan data
dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan
pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian (1976:20).berbicara
tentang suatu penelitian karya sastra nilai dan fungsi Mandiq Beleq jelas kita
tidak bisa lepas dari masalah pendekatan
telaah sastra.
Adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data sebagai berikut:
1. Identifikasi
Merupakan
satuan atau bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila
dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.
2. Klasifikasi
Merupakan
langkkah kedua dalam analisis data kualitatif.Tanpa klasifikasi data,tidak ada
jalan lagi untuk mengetahui apa yang kta analisis atau hal-hal yang
dipersoalkan sebelumnya.
3. Interprestasi
Merupakan
upaya untuk memperoleh arti dan makna lebih mendalam dan luas terhadap hasil
penelitian yang sedang dilakukan.Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara
meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi
yang akurat yang diperoleh dari lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abrham,1981,Strukture
Of Literature,New Hevan,Yale University
Altendberend,dkk.1966.A.Hanbook
Fot the study Of Ficition,London The
Macmillah
Company.
Burhan.2002,Teori
Pengkajian fFiksi,Yogyakarta :Gajah Mada University press
Hadi.1993,Meteodologi
ReReseach II,Fakultas Fisiologi,Unnversity Gajah Mada,
Yogyakarta
: Andi Ofset
Muhid,Bad.2001,Kearifan
Budaya Lokal,Mataram NTB : Rodam
Poerwadarmanto.1976,Kamus
Umum Bahasa Indonesia,Jakarta:PN Balai Pustaka.
Pradopo,Rahmad
Joko.1987,Pekajian Puisi Revisi,Yogyakarta : Gajah Mada University press
Patuhrahman,dkk.1986,Analisis
Unsur-Unsur Mikroteks,Jkarta : Depdikbud
Suparman.1998,Lembaga
Pembakuan Dan Penyebaran Adat Sasak : University Press
Sriningsih.1996,Proyek
Pekajian dan pembina Nilai-Nilai Budaya Mataram NTB :Deplikbud
Teww,A.1982,Pengetahuan
dan Aperesiasi Kesusantaraan,Jakarta: Nusa Indah
W.S.Indermawan.1991,Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini ,
Zoitoem,Andi.1984(editor),Budaya
Sastra,Jakarta:Rjawali