Tuesday, March 20, 2018

PENANTIAN

Tags



PENANTIAN
 
Apa kabar Engkau di sana?
Aku selalu berharap kebahagiaan selalu menyertaimu.
Perbedaan telah menunda kebersamaan, namun tak akan lenyap bayangan saat ngiangku ketika waktu itu.
Saat kujatuhkan kepala di atas pundakmu, dengan nyanyian-nyanyian sendu dan sentuhan tanganmu yang berulang kali mengusap kepalaku.
Maafkan aku yang terkesan menjauh, namun rinduku terlalu menyedihkan.
Menyaksikanmu terbaring tak terlihat dan menghayal tanpa jejak adalah debu yang menyumbat mataku.
Menjauh dari persemayamanmu adalah pilihan.
Namun aku pun yakin, engkau lebih tahu.
 Saat bisik lirih yang ku titipkan di setiap sujudku, ada namamu yang kusebut.
Jika seorang datang padamu lalu bercerita tentang jejakku di sini, maafkan atas air mata yang kau jatuhkan.
Jika karenaku engkau didakwa, sungguh... tak ada hal yang paling menyedihkan selain berdrama di sini.
Sebagai seorang manusia yang terbentuk dari darah dan dagingmu, kata maaf tak akan habis berdengung di mulutku.
Meski begitu, meski pijakan kita berbeda
Aku pun amat mengharapkan bisikan lirih darimu, bisikan yang kau titipkan pada-Nya sebagai perisaiku di sini.
Ketahuilah, aku sedang berusaha menjalankan peranku dengan sebaik-baiknya.
Meskipun banyak kesalahan yang mengkhilafkanku lalu menyalahi peranku.
Aku di sini, untukmu...
Untukmu, yang kelak akan menggenggam tanganmu.
Untukmu, yang sedang menanti, saat tangan Tuhan merangkul tanganmu dan tanganku.
Merindu dalam denting waktu, merindu dalam panasnya air mata yang membasuh dan merindu dalam tegukan racun yang siap mencabutku dari panggung sandiwara.

***E.W***

Artikel Terkait