Ejaan dan tanda baca ini sangat perlu diperhatikan terutama sekali pada
kegiatan menulis. Penulis hendaknya mencermati ketentuan-ketentuan yang
sudah dikemukakan dalam Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Berkaitan dengan pemakaian
ejaan, yang perlu dicermati adalah bagaimana penulisan huruf dalam kata atau kalimat, sedangkan yang
berkaitan dengan tanda baca yang perlu dicermati adalah bagaimana tanda-tanda
baca yang seharusnya dipakai, misalnya tanda baca titik (.), titik koma (;),
tanda (seru (!) tanda garis miring (/) dan lainnya. Untuk itu, dalam uraian di
bawah ini dikemukakan penjelasan ejaan dan tanda baca beserta contohnya.
1. Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sebagai:
- huruf pertama petikan langsung. Misalnya, Menteri
Budiono mengatakan, “Perekonomian dunia kini belum sepenuhnya lepas dari
cengkeraman resesi dunia”.
- huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan dan kata ganti untuk
Tuhan. Misalnya, Allah, Yang Mahakuasa, Islam, Quran, hamba-Nya.
- huruf pertama gelar kehormatan, keturunan dan
keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya :
Sultan Hasanuddin, Nabi Muhammad, Lalu Srinata.
- huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:
Profesor Supomo, Sekretaris Jenderal
Pendidikan Nasional, Gubernur Irian Jaya.
- huruf
pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya : bangsa Indonesia, suku Sasak,
bahasa Jawa.
- huruf pertama nama tahun, bulan, hari,
hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya:
tahun Hijriah, hari Lebaran, Agustus,
Senin, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
- huruf
pertama nama geografi. Misalnya :
Asia Tenggara, Bukit Tinggi, Kali
Jangkuk, Selat Lombok, Jazirah Arab, Terusan
Suez
- huruf
pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi, kecuali kata sambung seperti
dan, atau, untuk. Misalnya :
Republik
Indonesia, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak.
- huruf
pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia.
y. huruf
pertama semua kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam nama
buku, majalah surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, yang,
untu yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya:
Dari Ave Maria ke
Jalan Lain ke Roma, Sinar Pembaharuan, Lombok Post,
“Asas-Asas Hukum
Indonesia”.
- huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan. Misalnya:
Dr.
……. doktor
M.A.
Master of Arts
S.E. Sarjana Ekonomi
Prof. Profesor
Ny. Nyonya
Sdr. Saudara
- huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti : bapak, ibu, saudara, kakak, adik, paman yang diapakai
dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya:
Surat Saudara sudah saya terima.
Besok Paman akan datang.
Para dosen mengunjungi Bapak Hasan.
- huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya:
Surat Anda sudah kami terima.
2. Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk :
- menuliskan
nama buku, majalah surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya:
majalah Basis, buku Negarakertagama,
Surat Kabar Lombok Post.
- menegaskan
atau menghususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata. Misalnya :
Huruf pertama kata
abad adalah a.
Bab ini tidak membicarakan huruf kapital.
- menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
yang asing kecuali yang disesuaikan ejaannya. Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Garnicia mangostana.
Politik devide it impera pernah
merajalela di Indonesia.
3. Penulisan Kata Ulang
a.
Pengulangan Kata Dasar
Misalnya :
Anak-anak,
sekolah-sekolah, tinggi-tinggi
b.
Pengulangan Kata Berimbuhan
Misalnya :
Berkejar-kejaran
didorong-dorong
sayur-sayuran
c. Pengulangan Gabungan Kata
Misalnya:
meja-meja tulis bukan ---- meja tulis-meja
tulis
buku-buku gambar bukan ---- buku
gambar-buku gambar
rumah-rumah sakit bukan ---- rumah
sakit-rumah sakit
c.
Pengulangan Kata yang Berubah
Bunyi
Misalnya :
sayur-mayur
lauk-pauk
ramah-tamah
Perhatikan pemenggalan kata ulang
Selambat-lambatnya berhati-hatilah |
Bukan |
Selambat- lam-batnya
berhati-hati-lah |
d.
Penulisan Gabungan Kata
Misalnya :
limbah industri bukan ----
limbahindustri
kotak pos bukan ---
kotakpos
daur ulang bukan ---
daurulang
Ada gabungan kata yang
sudah dianggap sebagai satu kata.
Misalnya :
daripada, matahari,
padahal, sekaligus, saputangan, bilamana.
Ada
lagi gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai
satu kata yang mengandung arti penuh.
Misalnya :
nonteknis,
non-Amerika, antar-SMA, antargugus
Kalau gabungan kata mendapat awalan
dan akhiran sekaligus, penulisannya harus serangkai.
Misalnya :
Pertanggungjawaban,
diujicobakan, disalahgunakan
4. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
a. Lambang bilangan dituliskan dengan
angkajika berhubungandengan ukuran (panjang, Luas, isi, berat) satuan waktu.
Nilai uang atau yang dipakai menandai nomor jalan, rumah,kamar, kamar pada
alamat yang bukan pada dokumenresmi.
Misalnya
5 sentimeter
10 meter persegi
25 liter
30 kilogram
1 jam 15 menit
Rp5.000,00
Jalan Papandayan.II
Nomor 14
b. Bilangan
dalam perincian dituliskan dengan angka.
Misalnya.
Menurut catatan, jumlah pasien yang
datang ke Puskesmas kemarin ada 15 orang, yaitu: 7 orang penderita sakit gigi, 5 orang penderita sakit
mata, dan 3 orang penderita sakit kulit.
c. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata dituliskan dengan huruf, sedangkan yang dinyatakan
lebih dari dua angka dituliskan dengan angka.
Misalnya:
Panitia sudah menyediakan dua bus untuk
keperluan karyawati
Calon mahasiswa sudah terdaftar tiga ribu orang. Ada 28 oang yang telah mendaftarkan
diri sebagai peserta seminar.
d.
Lambang
bilangan pada awal kalimat dituliskan dengan huruf.
Misalnya:
Sepuluh karyawan teladan memperoleh piagam dari pemerintah.
e. Kata bilangan yang mendapatkan akhiran
–an penulisannya sebagai berrikut.
Misalnya:
80-an atau delapan puluhan
5.000-an atau lima ribuan
f. Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi,
seperti akta, kuitansi, wesel pos, dan cek dapat menggunakan angka dan huruf
sekalian. Agar tidak terjadi tindakan kriminal dari orang yang tidak bertanggung
jawab.
Misalnya:
Telah dijual tanah seluas 2000 (dua ribu) dengan
harga Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah)
g. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan
sebagai berikut
Misalnya:
Hari Ulang Tahun XLV Republik Indonesia
Hari Ulang Tahun ke-45 Republik Indonesia
Hari Ulang Tahun Keempat Puluh Lima Republik Indonesia.
6. Pemakaian Tanda Baca
a. Tanda Koma
1)
Tanda koma digunakan di antara
unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya:
Kini kita memerlukan
karyawan yang terampil, disiplin, dan jujur.
2) Tanda koma digunakan untuk memisahkan
kalimat setara berlawanan yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata tetapi.
Misalnya:
Tini tidak pergi kuliah, tetapi
mengantar ibunya ke pasar.
Ia bukan mahasiswa, melainkan pegawai bank.
3)
Tanda
koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Karena sakit, ia tidak mengikuti
karya wisata ke Bali.
4)
Tanda
koma digunakan di belakang kata atau ungkkapan penghubung antarkalimat.
Misalnya:
Oleh karna itu, Sehubungan dengan
itu, Jadi, Pertama, Kedua,
Selanjutnya, Namun, Lagipula,
Meskipun demikian, Sebenarnya,
Kalau begitu,
Selain itu, Bahkan, Kemudian,
Sebaliknya,
Misalnya,
Akhirnya, Sebagai simpulan,
5)
Tanda
koma digunakan di belakang kata-kata seperti wah, ah, aduh, kasihan, O, dan ya.
Misalnya:
Wah, lebih banyak lagi limbah
yang ditimbulkan oleh manusia.
6) Tanda koma digunakan antara nama dan
alamat, tempat dan tinggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Misalnya
:
(1) Jakarta,
9 Desember 2008
(2) Jalan Pendidikan 1, Duren Sawit,
Jakarta Timur
(3) Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan
Jatinegara, Jakarta Timur
(4) Jakarta, Indonesia
(7) Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademikyang
mengikutinya
Misalnya
Hendro, M.A.
Hendarto, S.H.
Tini Sudaryo, M.Sc.
(8) Tanda koma digunakan untuk mengapit
keterangan lambang dan keterangan aposisi.
Misalnya:
(1) Rektor Universitas Terbuka, Prof. Dr. Setijadi,
mengatakan bahwa banyak dosen ketinggalan pengetahuannya.
Pada bulan yang lalu, kalau
tidak salah, dia pergi ke Pekan Baru.
(9) Tanda koma tidak digunakan pada kalimat
yang mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Ia terpaksa membatalkan rencananya untuk berkunjung kepada saudaranya di
Menado karena harus
Menyelesaikan pekerjaanya pada hari itu
juga.
b.
Tanda titik koma
2)
Tanda titik koma dapat dipakai
untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
Misalnya
Kegunaan kelapa
banyak sekali, yaitu daging buah;
Dapat dibuat
minyak goreng; sabut kelapa dapat dibuat tali sikat, dan permadani kasa; tempurung
kelapa dapat dijadikan kayu bakar atau gayung; pohonnya sendiri dapat dijadikan
tiang rumah atau jembata
3)
Tanda titik koma dapat
digunakan pada rincian ke bawah yang unsur-unsurnya berupa kelompok kata yang
panjang atau berupa kalimat.
Misalnya:
a)
Ia
tidak dapat menyelesaikan studi pada;
Waktunya karena istrinya sakit
dan sudah lama dirawat dirumah
sakit;
b)
Pembimbingnya sedang bertugas keluarnegri;
c)
Ada data yang tercecer pada
waktu rumahnya kebanjiran;
c. Tanda Titik Dua
1) Tanda
titik dua digunakan pada kalimat lengkap, yang diikuti rincian berupa,
kata atau frase, Misalnya:
Syarat-syarat untuk
dapat melamar menjadi pegawai negeri sipil, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Warga negara Indonesia;
b. Berusia antara 18 dan 40 tahun;
c. Tidak pernah dihukum;
d. Bekelakuan baik;
e. Berbadan sehat.
2)
Tanda titik dua tidak digunakan
sebelum rincian yang merupakan pelengkap kalimat.
Misalnya:
Syarat-syarat untuk dapat melamar menjadi pegawai
negeri sipil, antara lain, adalah :
a.
warga negara Indonesia;
b.
berusia antara 18 dan 40 tahun;
c.
tidak pernah dihukum;
d.
berkelakuan baik;
e.
berbadan sehat.
3) Tanda titik diganti dengan titik satu pada kalimat lengkap, yang
diikuti dengan kalimat lengkap pula, dan tanda akhir rincian harus tanda titik.
Misalnya:
Syarat-syarat untuk dapat menjadi pegawai negeri sipil, antara lain,
sebagai berikut.
a. Pelamar adalah warga negara Indonesia.
b. Pelamar harus berusia 18 dan 40 tahun.
c.
Pelamar tidak pernah dihukum.
d. Yang bersangkutan harus berkelakuan baik.
e.
Yang bersangkutan berbadan
sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1987a. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1987b. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa .1989. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa. 1989. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta.
EmoticonEmoticon