Lorong Waktu
Evi Sulistiana
Cahaya
dari kegelapan itu malu untuk tampak
Ada
sekendil kemerlap yang tampak
Dedaunan
itu terus saja berbisik
Mataku
tak henti memandang siluet berparas gagah bertolak
Imajinasiku
terus berkelana
mencari
jawaban dari pertanyaan itu
dengan
berani aku langkahkan kaki ini perlahan
hingga
daunpun tak mendengar derap kakiku
tanganku
mulai meraba
lalu
mengibas rimba itu
melotot
mata ini dengan apa yang disaji
pemandangan
keji yang tak aku inginkan
berbalik,
lari
sebebas merpati
biarkan
air mata ini terhapus oleh angin
yakinlah,
alam akan membalas yang serupa
(Universitas
Mataram, 06 Desember 2019)
EmoticonEmoticon