Saturday, June 23, 2018

CONTOH LAPORAN PENELITIAN TENTANG VARIASI BAHASA DI SALON LILIUM SPA


CONTOH LAPORAN PENELITIAN TENTANG VARIASI BAHASA DI  SALON LILIUM SPA

I. WAKTU & TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal  : Rabu, 7 Mei 2017
Waktu             : 12.00-selesai
Tempat            : Salon Lilium Spa Jalan R. Panji Anom Karang Buaya.                   

II. OBJEK PENELITIAN
Objek penelitian yang kelompok kami pilih adalah komunitas layanan kecantikan di Salon Lilium Spa. Objek penelitian kami adalah tuturan antara pemilik salon dengan pelanggan (peneliti), pemilik salon dengan karyawan, dan karyawan dengan pelanggan.

III. PENGALAMAN DI LAPANGAN
       Penelitian tentang variasi bahasa ini adalah tugas mata kuliah Sosiolinguistik yang diberikan oleh Ibu Syamsinas Ja’far,M.Pd. Kelompok kami terdiri atas lima orang anggota yang kami pilih secara bebas. Kelompok kami menentukan variasi bahasa dalam transaksi layanan perawatan kecantikan setelah berunding hampir seminggu. Kami berangkat ke lokasi tujuan hari Rabu sekitar pukul 11.30 WITA, sebelumnya kami sudah reservasi untuk pelayanan pukul 12.00 WITA.
       
     Sebelum memasuki lokasi, kami mempersiapkan ponsel untuk merekam suara. Proses merekam pada tahap pertama ketika memilih paket perawatan berjalan cukup lancar, namun ketika pindah ke ruang perawatan ternyata kami lupa menyalakan rekaman suara sehingga dialog pada saat itu tidak terekam. Tetapi untuk dialog-dialog selanjutnya terekam dengan baik, karena kami menyiapkan tiga ponsel untuk merekam.

      Kelompok kami dibagi menjadi tiga bagian, dengan tugas yang berbeda. Yaitu, merekam dialog antara pemilik salon dengan pelanggan, pemilik salon dengan karyawan, dan karyawan dengan pelanggan.

     Kami memilih paket perawatan spa yang sedang promo dan memperoleh harga khusus untuk mahasiswa. Perawatan tersebut antara lain pijat, lulur, scrub, facial, totok wajah dan masker senilai Rp.45.000,00. Harga ini cukup terjangkau bila dibandingkan dengan biaya perawatan di salon lain yang berkisar antara Rp.50.000,00 sampai Rp.70.000,00.

    Pengalaman observasi ini bagi kami sangat berkesan, karena selain menyelesaikan tugas Sosiolinguistik, kami dapat menikmati waktu bersama dan perawatan kecantikan yang sebelumnya tidak pernah kami lakukan.

        Hal lucu dan berkesan lainnya adalah kami berpura-pura tidak mengerti istilah-istilah perawatan dan mengajukan berbagai pertanyaan sehingga menyebabkan pemilik salon dan karyawan sedikit kerepotan menjawab pertanyaan-pertanyaan kami. Dari pertanyaan-pertanyaan pancingan tersebut, kami menemukan variasi bahasa yang hanya kita peroleh dalam transaksi salon.

IV. DESKRIPSI DATA
Dialog antara pemilik salon dengan pelanggan
Pemilik            : Selamat datang.
Pelanggan        : Iya.
Pemilik            : Siapa aja yang mau perawatan ? semuanya ?
Pelanggan 1     : Iya, bertiga aja
Pelanggan 2     : Di sini ada treatment apa aja mbak?
Pemilik            : Ini lulurnya ada Melati keraton, Greentea ada Lavender
Pelanggan 2     : Oh iya kalau kita facial ?
Pemilik            : Mau facial biasa atau facial nano?
Pelanggan 1     : Kalau facial nano berapa ?
Pemilik            : Kalau facial nano 45 ribu kalau yang untuk umum 55 ribu
Pelanggan 2     : Kalo’ facial nano tu kayak gimana ?
Pelanggan 1     : Ada anunya,,,daftar harganya ?
Pemilik            : Iya ,facial nano spray,tau facial nano spray ?
Pelanggan 1     : Iya pernah, pernah denger aja sih,tapi nggak terlalu ngerti
Pemilik            : Pake alat sih,dibersihin dulu baru di pake”in nano sama alat-alatnya. Kalau spa nya di sini satu paketnya itu 65 itu udah dapat massage, lulur scrub, totok wajah,sama berendem di air garem.
Pelanggan 1     : Itu berapa lama ?
Pemilik            : Satu jam
Pelanggan 1     : Oh satu jam, mau facial biasa apa facial nano ?
Pemilik            : Spa aja mbak,pasti pada keringatan kan ?
Pelanggan 2     : Iya, habis pulang kuliah.
Pelanggan 2     : Nyobain nano ato facial biasa ?
Pelanggan 3     : Spa aja dah      
Pelanggan 1     : Ada daftar harganya ?
Pemilik            : Kebetulan ada tapi di buku ini.
Pelanggan 2     : Kalo’ creambath-creambath itu ada mbak ?
Pemilik            : Ada tapi belum selese dibuat ( menunjukkan ke alat keramas ), creambathnya 30 ribu. Kalo’ mau mandi 2 kali ayok itunya belum dipasang baru bukak soalnya.
Pelanggan 1     : Ada manicure padicure nggak?
Pemilik            : Ada
Pelanggan 1     : Berapaan ?
Pemilik            : Meni pedi 35 itu udah dapet masker juga’
Pelanggan 2     : Apa bedanya meni sama pedi ?
Pemilik            : Kan kalo’ meni di tangan kalo’ pedi di kaki
Pelanggan 2     : Oh meni tangan
Pemilik            : Tangannya itu 15 ribu ( menunjuk kepada harga manicure ), pedi itu 20 ribu
Pelanggan 1     : Kalo’ perawatan paling murah di sini apa ?
Pelanggan 2,3  : Hahahaha
Pelanggan 1     : Nanya kan?
Pemilik            : Ndak papa semua kita santai, meni pedi itu 15 ribu tangan , kaki 20 ribu. Kalo’ apa namanya? Eee facial biasa 30 ribu kalo’ facial nano itu 45 ribu untuk mahasiswa kan, mending massage saya kasih 45  biasanya  harganya 65.
Pelanggan 2     : Massage itu
Pemilik            : Spa
Pelanggan 2     :  Spa, tapi ndak termasuk ini ya
Pemilik            : Semua, sepaket itu

Dialog antara pemilik dengan karyawan
Pemilik            : Ini dah ditotok?
Karyawan        : Yang itu sudah, ini belum.
Pemilik            : Pakein satu sachet bagi dua
Karyawan        : Iya Bu.

Dialog antara karyawan dengan pelanggan
Pelanggan        : Ini diapain mbak ?
Karyawan        : Ini dah yang namanya nano spray.
Pelanggan        : Itu apanya ?
Karyawan        : Ini spraynya.
Pelanggan        : Bisa ngilangin jerawat nggak mbak ?
Karyawan        : Bisa mbak, ini juga bisa buat ngecilin pori–pori, mengencangkan wajah,  menghilangkan flek hitam dan bikin kulit tambah kinclong.
Pelanggan        : Bisa langsung ilang nggak mbak jerawatnya ?
Karyawan        : Bisa asalkan rutin perawatannya.
Pelanggan        : Istilah meni pedi itu apa mbak ?
Karyawan        : Meni itu tangan, pedi itu kaki. Saya juga kurang tau si mbak, saya juga baru di sini.
Pelanggan        : Ini diapain mbak ?
Karyawan        : Ini disrcub mbak.
Pelanggan        : Terus diapain lagi mbak?
Karyawan        : Ini dibersihin kutikulanya.
Pelanggan        : Kutikula itu apa mbak?
Karyawan        : Kutikula itu kulit mati disekitar kuku. Mau langsung pake kuteks?
Pelanggan        : Emang satu paket mbak sama kuteksnya?
Karyawan        : Iya satu paket. Mau warna apa?
Pelanggan        : Yang bening aja dah mbak.

V. ANALISIS DATA
   Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguitik, sehingga Kridalaksana (1974) mendefinisikan sosiolinguitik sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi cirri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial kemasyarakatan. Variasi bahasa adalah sekumpulan butir atau bentuk bahasa yang memiliki distribusi (penempatan) sosial yang sama.
            
      Ragam bahasa yang kami teliti merupakan ragam bahasa kolokial. Ragam kolokial merupakan ragam sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Selain menggunakan ragam bahasa kolokial, komunitas yang kami pilih ini juga memasukkan istilah-istilah asing yang sebagian besar berasal dari bahasa Inggris. Selain itu penutur banyak menggunakan bentuk kata yang dipendekkan. Walaupun penutur berasal dari Lombok, namun tidak terlihat dialek maupun unsur bahasa daerah. Penutur dominan menggunakan bahasa Indonesia nonformal. Seringkali didapati pula struktur morfologi dan sintaksis yang digunakan tidak sesuai kaidah tata bahasa baku bahasa Indonesia.
            
        Kelompok kami memilih objek penelitian komunitas salon karena kami merasa variasi bahasa di komunitas tersebut menarik, cukup unik, dan belum pernah dilakukan oleh kelompok lain. Pada awalnya, komunitas salon secara umun berlatang belakang sosial menengah ke atas, namun pada saat ini setiap masyarakat dari berbagai latar belakang sosial sudah bisa menikmati layanan salon dengan harga yang terjangkau.
           
      Usia pelanggan secara umum juga bervariasi, mulai dari remaja, mahasiswa, maupun orangtua. Jenis kelamin pelanggan sebagian besar adalah wanita. Variasi bahasa yang digunakan dalam transaksi adalah bahasa Indonesia tidak resmi, hal ini disebabkan karena situasi dan kondisi yang santai dan tidak formal.
           
      Hal yang menarik dalam variasi atau ragam bahasa di salon adalah penggunaan istilah-istilah dalam bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Istilah-istilah tersebut antara lain:
a. Treatment
b. Facial
c. Rebonding
d. Bleaching
e. Hair extention
f. Massage
g. Toning
h. Coloring
j. Scrub
k. Spray
l. Smoothing
m. Curly
o. Blow dan lain-lain.
           
      Istilah-istilah tersebut secara umum hampir digunakan oleh sebagian besar salon di Mataram, khususnya salon wanita. Walaupun ada juga beberapa salon yang mengunakan bahasa Indonesia secara utuh dalam menyebutkan istilah-istilah layanan tersebut, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Kesimpulan ini diperoleh peneliti melalui observasi ke beberapa salon, yaitu Ayodha, Diva, Lovely, Imelda, dan Willy salon.
            
       Di dalam tuturan, penutur menyisipkan istilah-istilah asing tersebut ke dalam bahasa Indonesia tidak resmi (santai). Variasi bahasa tersebut dapat diketahui baik dari bentuk morfem, sintaksis, maupun wacana.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. (2010). Sosiolinguistik Perkenalan Awal .Jakarta: Rineka Cipta.
Muhammad.(2011). Metode Penelitian Bahasa.Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. 
Djajasudarma, Fatimah . Metode Linguistik . Bandung: PT. Refika Aditama.




Artikel Terkait


EmoticonEmoticon