CIRI-CIRI KONTEKS DALAM PRAGMATIK
Sebagaimana diketahui, bahwa pada setiap peristiwa
tutur, selalu ada faktor-faktor lain yang mengambil peranan dalam peristiwa
itu, misalnya: si penutur, pendengar, topik pembicaraan, tempat bicara dan
lain-lain.
Berdasarkan factor-faktor tesebut, si pembicara akan
mempertimbangkan dengan siapa dia berbicara; topik apa yang dibicarakan; di
mana dia berbicara; kapan dia berbicara; situasi bicaranya nanti seperti apa?
Semua hal yang disebutkan itu dikenal dengan sebutan
peristiwa tutur (speech event). Hymes (1974) dalam Wardhaugh (1998) menegaskan,
sebuah percakapan baru dapat disebut sebagai peristiwa tutur (speech event)
apabila memenuhi delapan komponen yang disingkat menjadi SPEAKING, yakni:
S =
Setting and Scene (setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung;
scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologis
pembicara);
P
= Participants (pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan);
E
= Ends (purpose and goal)
A
= Act sequence (mengacu pada bentuk dan isi ujaran,
misalnya bentuk ujaran dkuliah umum dan percapan biasa)
K
= Key (tone or spirit of act)
I =
Instrumentalities (telepon, lisan, tulis)
N =
Norms (aturan dalam berinteraksi)
G =
Genre (mengacu pada jenis bentuk penyampaian, misalnya, doa, puisi, mendongeng
dan sebagainya).
Berkaitan
dengan kedelapan komponen di atas, Hymes (1964) dalam Gillian Brown dan George
Yule (1983:89) memerinci ciri-ciri konteks itu menjadi:
1)
pembicara (advesser);
2)
kawan bicara (advessee);
3)
topik (topic)
4)
waktu, tempat (setting);
5)
saluran (chanel) bisa berupa media yang digunakan; bahasa lisan, tulisan; langsung
tak langsung, dan sebagainya;
6)
kode (code) bahasa, dialek, atau gaya bahasa yang digunakan;
7)
bentuk pesan (message form) debat, diskusi, khotbah, dongeng, surat cinta dll.);
8)
peristiwa (event), dalam konteks peristiwa apa seseorang melakukan tindak tutur.
Pragmatik
adalah kajian tentang hubungan antara bahasa dan konteks sebagai dasar yang
benar-benar harus menjadi bahan pertimbangan untuk memahami bahasa. Komunikasi
dengan menggunakan bahasa tidak akan sempurna jika tidak melibatkan konteks
(dengan ciri-ciri yang disebutkan di atas) sebagai elemen ekstra lingual yang
tidak boleh diabaikan dalam sebuah pertuturan. Konteks menjadi sangat penting
hubungannya dengan pragmatik, karena komunikasi yang melibatkan konteks dapat
menjadikan komunikasi itu lebih komunikatif, efektif, dan efisien.
DAFTAR
BACAAN
Brown,
Gillian and George Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge University Press.
Lavinson,
Stephen C. 1993. Pragmatics. London: Longman.
Mey,
Jacob L. 1993. Pragmatics an Introduction. Cambridge, Massachusetts: Blackwell Publishers.
Safnil,
2000. Rhetorical Structure analysis of the Indonesian Research Articles.
A
thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy (Linguistics) of the
Australian National University.
Wardhaugh,
Ronald. 1998. An Introduction to Sosiolinguistics. (third edition). Massachusetts:
Balackwell Publishers.
EmoticonEmoticon