Tuesday, June 26, 2018

Ciri-Ciri Konteks Dalam Pragmatik


CIRI-CIRI KONTEKS DALAM PRAGMATIK
Sebagaimana diketahui, bahwa pada setiap peristiwa tutur, selalu ada faktor-faktor lain yang mengambil peranan dalam peristiwa itu, misalnya: si penutur, pendengar, topik pembicaraan, tempat bicara dan lain-lain.

Berdasarkan factor-faktor tesebut, si pembicara akan mempertimbangkan dengan siapa dia berbicara; topik apa yang dibicarakan; di mana dia berbicara; kapan dia berbicara; situasi bicaranya nanti seperti apa?

Semua hal yang disebutkan itu dikenal dengan sebutan peristiwa tutur (speech event). Hymes (1974) dalam Wardhaugh (1998) menegaskan, sebuah percakapan baru dapat disebut sebagai peristiwa tutur (speech event) apabila memenuhi delapan komponen yang disingkat menjadi SPEAKING, yakni:

S = Setting and Scene (setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung; scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologis pembicara);
P = Participants (pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan);
E = Ends (purpose and goal)
A = Act sequence (mengacu pada bentuk dan isi ujaran, misalnya bentuk ujaran dkuliah umum dan percapan biasa)
K = Key (tone or spirit of act)
I = Instrumentalities (telepon, lisan, tulis)
N = Norms (aturan dalam berinteraksi)
G = Genre (mengacu pada jenis bentuk penyampaian, misalnya, doa, puisi, mendongeng dan sebagainya).

Berkaitan dengan kedelapan komponen di atas, Hymes (1964) dalam Gillian Brown dan George Yule (1983:89) memerinci ciri-ciri konteks itu menjadi:
1) pembicara (advesser);
2) kawan bicara (advessee);
3) topik (topic)
4) waktu, tempat (setting);
5) saluran (chanel) bisa berupa media yang digunakan; bahasa lisan, tulisan; langsung tak langsung, dan sebagainya;
6) kode (code) bahasa, dialek, atau gaya bahasa yang digunakan;
7) bentuk pesan (message form) debat, diskusi, khotbah, dongeng, surat cinta dll.);
8) peristiwa (event), dalam konteks peristiwa apa seseorang melakukan tindak tutur.

Pragmatik adalah kajian tentang hubungan antara bahasa dan konteks sebagai dasar yang benar-benar harus menjadi bahan pertimbangan untuk memahami bahasa. Komunikasi dengan menggunakan bahasa tidak akan sempurna jika tidak melibatkan konteks (dengan ciri-ciri yang disebutkan di atas) sebagai elemen ekstra lingual yang tidak boleh diabaikan dalam sebuah pertuturan. Konteks menjadi sangat penting hubungannya dengan pragmatik, karena komunikasi yang melibatkan konteks dapat menjadikan komunikasi itu lebih komunikatif, efektif, dan efisien.

DAFTAR BACAAN
Brown, Gillian and George Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge University Press. 
Lavinson, Stephen C. 1993. Pragmatics. London: Longman.
Mey, Jacob L. 1993. Pragmatics an Introduction. Cambridge, Massachusetts: Blackwell Publishers.
Safnil, 2000. Rhetorical Structure analysis of the Indonesian Research Articles.
A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy (Linguistics) of the Australian National            University.
Wardhaugh, Ronald. 1998. An Introduction to Sosiolinguistics. (third edition). Massachusetts: Balackwell Publishers.
 Yan Huang. 2005. Pragmatics. New York: Oxford University Press.




Artikel Terkait


EmoticonEmoticon