PESONA
BUNGA YANG SIRNA
Karya Erick Hidayat
Bunga mawar |
Tangisan dari harapan
dan goresan dari
ingatan,
kini menjelma kembali
di lubuk hati.
Ya...ketika pertama
kali aku mengagumi
kepolosan dan kemurnian
dari setangkai bunga yang wangi.
Dua musim kulalui
bersamanya dalam ikatan janji
saling menyayangi.
Siang dan malam pun kunikmati
seiring dengan
warna-warni bumi.
Wanginya yang khas
senantiasa hiasi
hari-hariku menjadi
jauh lebih berarti.
Oh…betapa bahagianya
hati ini.
Namun, seiring dengan
waktu berlalu.
Rasa sayangku pada
bunga itu perlahan-lahan memudar.
Segala corak dan warna
yang dulu sempat kukagumi pun seketika sirna.
Karena dia.
Ya...karena
dia telah mengkhianati janji
dan kesetiaan yang
selama ini kukemas rapi dalam hati.
Sunggguh aku tak
mengerti. Betapa mudahnya ia melepas diri
setelah sekian lama aku
merawat dan menjaganya sepenuh hati.
Aku tak mampu menahan
pedihnya luka ini.
Hingga akhirnya aku
pasrah diri. Dan berjanji
untuk meninggalkannya.
Karena tak mungkin,
tak mungkin aku
menghirup kembali
aroma bunga yang sudah
tidak wangi lagi.
Tak mungkin aku bisa
menjamah lagi
tangkai bunga yang
sudah dipenuhi duri.
Mugkin suatu saat nanti
dia akan mengerti,
dia akan menyesali atas
durinya yang telah menyakiti.
Itupun jika ia masih
memiliki hati nurani.
Dan, andai saja nanti
Aku menemukan kembali
bunga yang wangi,
EmoticonEmoticon