Monday, April 16, 2018

PROPOSAL PENINGKATAN KEMAMPUAN MUSIKALISASI PUISI DENGAN METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG (MPL) SISWA KELAS IX/ 8 SMP NEGERI 7 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2008/2009



PROPOSAL
PENINGKATAN KEMAMPUAN MUSIKALISASI PUISI DENGAN METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG (MPL)
SISWA KELAS IX/ 8 SMP NEGERI 7 MATARAM
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Kondisi pembelajaran musikalisasi puisi di kelas IX / 8 SMP Negeri 7 Mataram selama ini berlangsung monoton dan ala kadarnya. Dalam kegiatan ini, siswa cenderung pasif dan tidak bisa terlibat secara intens dalam proses pembelajaran. Meskipun  berdasarkan angket pra- PTK sebagian besar siswa mengaku suka dengan kegiatan apresiasi puisi, namun ini tidak berpengaruh positif terhadap hasil pembelajaran. Ada beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam melakukan kegiatan musikalisasi puisi , terutama yang berkaitan dengan: a) pemilihan jenis dan judul puisi, b) penentuan irama/musik, dan c) mengatur penampilan kelompok. Ironisnya kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru ternyata kurang mampu memotivasi dan menumbuhkan perasaan senang siswa terhadap kegiatan musikalisasi puisi tersebut
Akibat dari kurang maksimalnya pembelajaran  musikalisasi puisi tersebut, hasil akhir pembelajaran sangat rendah. Kegiatan ini berlangsung konvensional dan sekedarnya saja. Harapan agar musikalisasi puisi menjadi media untuk mengasah kepekaan rasa dengan pembacaan puisi yang lebih terasa dan bermakna tidak terpenuhi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan pembelajaran musikalisasi puisi adalah:
1. Faktor Guru
    - Kegiatan musikalisasi puisi adalah kegiatan yang membutuhkan kemampuan  kompleks. Sementara sebagian besar guru Bahasa Indonesia dalam bidang itu sangat terbatas.
    - Sikap guru yang menganaktirikan pembelajaran apresiasi sastra (terutama musikalisasi puisi) karena kegiatan itu tidak sesuai dengan minat dan kemampuan guru.
2. Faktor Siswa
    - Pengetahuan siswa tentang musikalisasi puisi tidak memadai.
    - Kemampuan apresiasi sastra siswa sangat rendah karena kurangnya minat siswa terhadap karya sastra.
    - Siswa merasa tidak menemukan makna dan manfaat pembelajaran apresiasi puisi karena dunia puisi sangat berbeda dengan dunia siswa.
Salah satu alternatif pemecahan masalah pembelajaran di atas adalah dengan menghadirkan Model Pembelajaran Langsung (MPL) dalam musikalisasi puisi. MPL adalah metode yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang tersetruktur dengan baik dan dapat dipelajari langkah demi langkah (Suyatno:20). Dengan metode ini dimungkinkan siswa dapat terlibat secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran musikalisasi puisi. Tiap tahap pembelajaran memberi kesempatan siswa untuk ambil bagian ,mulai dari tahap pemilihan puisi, penentuan suasana puisi, sinkronisasi suasana puisi dan musik, kegiatan pelatihan, penampilan, dan evaluasi.           
Dengan MPL rancangan pembelajaran di kelas akan tertata tahap demi tahap yang memudahkan guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran dari proses perencanaan sampai evaluasi. Dengan metode ini, siswa juga akan termotivasi untuk melakukan kegiatan musikalisasi puisi dengan perasaan senang. Dengan melibatkan siswa dalam tahapan pembelajaran itu tanpa terasa akan menghilangkan kecemasan dan keengganan siswa terhadap kegiatan musikalisasi puisi. Mereka dapat diajak larut dalam pembelajaran tanpa ada tekanan psikologis, tapi justru merasakan kegembiraan. Dengan MPL beban  guru juga semakin ringan. Guru tidak perlu lagi terkendala oleh keterbatasan kemampuannya sendiri. Mereka bisa memberdayakan kemampuan para siswa untuk melakukan musikalisasi puisi dengan senang dan tanpa tekanan.

2. Rumusan Masalah
            Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah pembelajaran musikalisasi puisi di atas, maka rumusan masalah Penelitian Tindakan Kelas ini adalah ” Bagaimanakah upaya peningkatan kemampuan musikalisasi puisi kelas IX/8 SMP Negeri 7 Mataram dengan menggunakan Metode Pembelajaran Langsung?”

3. Cara Pemecahan Masalah
            Karena masalah pembelajaran musikalisasi puisi  di kelas target adalah rendahnya kemampuan siswa dan kurang efektifnya strategi pembelajaran musikalisasi puisi yang dilakukan oleh guru, maka alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan dengan penggunaan Metode Pembelajaran Langsung (MPL)  dalam kegiatan musikalisasi puisi. Dengan kehadiran MPL  pembelajaran musikalisasi yang membutuhkan kemampuan kompleks dan tahap-tahap pembelajaran yang terinci akan dapat dilaksanakan dengan baik. MPL ini memungkinkan siswa termotivasi dan terlibat secara aktif  dalam setiap detail pembelajaran.

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan musikalisasi puisi siswa kelas IX/8 SMPN 7 Mataram.

2. Manfaat Penelitian
            a. Bagi Siswa:
                        - Meningkatkan kemampuan siswa dalam kegiatan musikalisasi puisi.
                        - Meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa dalam kegiatan  
                          musikalisasi puisi.
            b. Bagi Guru
                        - Meningkatkan efektifitas pembelajaran musikalisasi puisi dengan
   penggunaan metode pembelajaran yang variatif.
-    Memberi tantangan guru untuk menyelesaikan sendiri permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelasnya.
-    Membawa perubahan pada iklim pembelajaran apresiasi puisi sehingga kelas menjadi lebih bergairah dan kegiatan apresiasi puisi menyenangkan.
           c. Bagi Sekolah
                           - Meningkatkan kompetensi guru dalam aspek pembelajaran.
   - Menciptakan suasana sekolah yang lebih akademis dalam rangka  
      peningkatan mutu lembaga.

5. Kerangka Teori

5.1. Pembelajaran Apresiasi Puisi
            Pembelajaran apresiasi karya sastra, khususnya apresiasi puisi di sekolah, saat ini berlangsung kering dan tanpa makna. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat siswa terhadap karya puisi. Di samping itu ketidakmampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang variatif dan menyenangkan juga turut memicu kurang maksimalnya hasil kegiatan pembelajaran tersebut. Hal ini sangat berseberangan dengan tujuan kegiatan apresiasi puisi yang dikemukakan oleh  Effendi (ix: 2002) yaitu:
a. Anak didik hendaknya memperoleh kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri, orang lain dan kehidupan sekitarnya sehingga mereka bersikap terbuka, rendah hati, peka perasaan dan pikiran kritisnya terhadap tingkah laku pribadi, orang lain, serta masalah-masalah kehidupan di sekitarnya.
b. Anak didik hendaknya memperoleh kesenangan dari membaca dan mempelajari puisi hingga tumbuh keinginan membaca dan mempelajari puisi pada waktu senggangnya.
c. Anak didik hendaknya memperoleh pengetahuan dan pengertian dasar tentang puisi hingga tumbuh keinginan memadukannya dengan pengalaman pribadinya yang diperoleh di sekolah saat ini dan masa mendatang.
Berdasarkan pendapat Efendi di atas bahwa mempelajari sastra hendaknya dapat menyenagkan dan bermanfaat bagi siswa dan lingkungannya. Oleh karena itu pembelajaran puisi di sekolah hendaknya dapat dilakukan dengan cara yang bisa menyenangkan siswa, salah satunya dengan musikalisasi.

5.2. Musikalisasi Puisi
            Musikalisasi puisi adalah genre baru dalam apresiasi karya puisi. Saat ini, musikalisasi puisi  masih merupakan istilah yang menjadi perdebatan di kalangan guru Bahasa Indonesia. Para guru mempunyai konsepsi yang berbeda-beda dalam memahami istilah dan mengimplementasikan dalam pembelajaran. Akibatnya pembelajaran yang berkaitan dengan musikalisasi puisi cenderung bias dan membingungkann bagi banyak guru dan siswa. Kerancuan konsep musikalisasi puisi itu dalam pandangan guru Bahasa Indonesia berimplikasi pada dua aktivitas yaitu: a) kegiatan membaca puisi dengan diiringi musik, dan b) menyanyikan/melagukan puisi yang disertai atau tanpa disertai dengan iringan musik.
Apabila dirunut lebih lanjut, ruang lingkup musikalisasi puisi sebenarnya bukanlah sekadar kegiatan membaca puisi yang diiringi dengan musik. Lebih dari itu kegiatan ini menuntut pembaca untuk mampu menghayati dan menikmati isi bait-bait puisi dengan cara melagukan dalam titi-titi nada tertentu. Dengan demikian, pembacaan puisi tidak hanya berlangsung secara konvensional, tetapi bisa dilakukan dengan lebih ”terasa” dan ” bermakna” melalui pembacaan yang diekspresikan dalam sebuah lagu yang dapat disertai iringan musik. Penyatuan puisi dengan lagu/musik itu merupakan kegiatan yang sering disebut musikalisasi puisi (Dirjen Dikdasmen, 2005:15).


Menurut Nugroho ( 2005: 128) musikalisasi puisi biasanya dilakukan untuk membuat puisi lebih akrab dengan masyarakat , terutama masyarakat awam. Dengan dibacakan atau dinyanyikan dengan iringan musik, kenyataanya puisi menjadi lebih enak dan mudah dinikmati. Oleh karena itu dengan musikalisasi puisi siswa diharapkan akan merasa lebih dekat dengan dunia puisi. Kedekatan ini dimungkinkan karena  anggapan bahwa puisi sebenarnya bisa dinyanyikan atau dilagukan seperti pada kegiatan menyanyi umumnya yang lebih dahulu diakrabi dan digemari oleh mereka. Dengan demikian siswa  tahu bahwa puisi dapat mendatangkan kenikmatan dan kesenangan, tidak selalu sulit dan ”angker” seperti anggapan siswa selama ini.

Beberapa puisi telah dinyanyikan oleh para musisi dan lagu tersebut menjadi populer. Contohnya: Puisi Taufik Ismail yang dinyanyikan oleh Bimbo, Ebiet G. Ade yang menyanyikan puisi-puisinya sendiri, atau Puisi Perahu Retak yang dinyanyikan oleh Franky Sahilatua. Ada pula album-album khusus musikalisasi puisi seperti yang diciptakan oleh Emha Ainun Najid bersama kelompok musik Kyai kanjeng dan Album Musikalisasi Puisi Gadis Kecil karya Sapardi Joko Damono.
Bebarapa komponen yang harus diperhatikan dalam kegiatan musikalisasi puisi adalah:a) Penghayatan: adalah pemahaman terhadap isi puisi yang akan dimusikalisasi yang tergambar pada ekspresi, pemenggalan, dan lagu.b) Vokal: adalah kemampuan melakukan olah suara dalam kegiatan musikalisasi puisi yang tergambar pada: kejelasan ucapan, penjedaan, ketahanan (konsistensi), dan kelancaran suara.

           
5.3. Metode  Pembelajaran Langsung
            Metodel Pembelajaran Langsung (MPL) adalah metode yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang tersetruktur dengan baik dan dapat dipelajari langkah demi langkah. Metode ini lahir didasrai anggapan bahwa pada umumnya pengetahuan dibagi dua, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu dan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.
            Dalam MPL terdapat lima fase pembelajaran yang sangat penting yang meliputi: fase persiapan dan motivasi, fase demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan, dan fase pelatihan lanjutan. Pola urutan MPL adalah sebagai tergambar pada tabel berikut:

No
Fase
Peran Guru
1


2



3


4




5
Penyiapan tujuan dan persiapan siswa

Pendemonstrasian pengetahuan atau keterampilan

Pembimbingan pelatihan

Pengecekan pemahaman dan pemberian umpan balik

Pemberian kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk belajar.
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap


Guru merencanakan dan memberikan bimbingan awal


Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik.



Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.


Dalam MPL,umumnya guru merencanakan kegiatan belajar mengajar secara terstruktur dan ketat. Pada awal pembelajaran guru merupakan pemberi informasi dan pendemonstrasi yang aktif dan mengharapkan siswa menjadi pendengar aktif dan baik. Keberhasilan metode langsung memerlukan lingkungan yang baik untuk presentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang tenang dengan penerangan yang cukup, termasuk alat pandang dengar yang sesuai.
Dalam pembelajaran musikalisasi puisi, implementasi MPL perlu dimodifikasi sedemikian rupa. Modifikasi ini diperlukan agar fase-fase kegiatan musikalisasi puisi dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan karakter pembelajaran musikalisasi puisi. Berikut adalah modifikasi fase-fase pembelajaran musikalisasi puisi dengan menggunakan metode pembelajaran langsung. Yang diutamakan dalam  pembelajaran ini adalah keaktifan siswa dalam setiap fase pembelajaran.

No
Fase
Kegiatan Pembelajaran
1



2



3




4




5




6.
Penyiapan tujuan dan persiapan siswa


Pendemonstrasian pengetahuan atau keterampilan

Pembimbingan pelatihan



Pengecekan pemahaman dan pemberian umpan balik

Pengintesifan latihan dan penampilan



Pemberian kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
-  Siswa memahami tujuan pembelajaran, menyimak apersepsi, dan menanggapi penjelasan guru, dan mebentuk kelompok musikalisasi puisi.

-  Siswa menyimak contoh musikalisasi yang ditampilkan guru secara langsung atau melalui media audio visual, bertanya jawab tentang pemodelan yang ditampilkan.

-  Siswa memilih puisi sesuai dengan minatnya, berdiskusi tentang suasana puisi, menentukan irama lagu/musik beserta alat musik yang diperlukan, dan menyelaraskan musik dengan puisi yang dipilihnya.

- Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan aktif menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Guru memberikan penguatan hasil presentasi.


-  Siswa bersama kelompoknya berbagi tugas musikalisasi puisi, berlatih intensif dengan kelompoknya, menampilkan kreasi musikalisasi puisi di depan kelas, dan menilai penampilan teman

-  Dengan bimbingan guru, siswa merancang sebuah kegiatan musikalisasi puisi yang lebih besar, misalnya pagelaran musikalisasi puisi antar kelas, festival musikalisasi puisi, dan sebagainya.


                       
6. Hipotesis Tindakan

            Berdasarkan kajian teoritis tentang metode pembelajaran langsung dan musikalisasi puisi di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah “ Dengan menggunakan Metode Pembelajaran Langsung (MPL) kegiatan musikalisasi puisi di kelas IX/8 SMP Negeri 7 Mataram akan meningkat”.

7. Metode/ Rencana Penelitian

7.1. Setting Penelitian
            Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX/8 SMP Negeri 7 Mataram NTB. SMP Negeri 7 Mataram adalah sekolah yang berlokasi di pinggiran kota. Secara umum kondisi sosial ekonomi orang tua dan masyarakat sekitar sekolah masuk dalam klasifikasi menengah ke bawah. Kelas penelitian terdiri atas 37 orang siswa (16 laki-laki dan 21 perempuan). Kondisi siswa di kelas ini cenderung homogen baik dari sisi kemampuan, agama, maupun latar belakang sosial ekonomi.Kelas penelitian adalah kelas reguler yang secara umum kemampuan akademisnya sama dengan siswa di kelas lain.
            Kemampuan apresiasi sastra, terutama pembelajaran  musikalisasi puisi, di kelas ini cenderung rendah. Kekurangmaksimalan pembelajarn ini disebabkan oleh dua hal yaitu rendahnya minat siswa terhadap karya sastra dan kurang variatifnya metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Meskipun demikian kelas ini sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk kegiatan musikalisasi puisi.

7.2. Rencana Tindakan
            Penelitian ini direncanakan dalam bentuk siklus. Pada tiap siklus akan diadakan beberapa tindakan pembelajaran yang diimplementasikan dalam empat aspek penelitian yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
    Pada tahap ini peneliti membuat beberap persiapan penelitian, seperti:
    - Angket pra-PTK
    - Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    - Lembar Observasi dan pedoman wawancara
    - Rubrik Penilaian



b. Pelaksanaan (Akting)
    Pada tahap ini guru mengimplemenatasikan kegiatan pembelajaran musikalisasi puisi dengan metode pembelajaran langsung berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dirancang.
c. Observasi (Observing)
    Pada tahap ini guru kolaborator mengamati dan mencatat setiap detail pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Temuan-temuan signifikan berkaitan dengan proses pembelajaran, baik yang bersifat mendukung maupun melemahkan proses pembelajaran tersebut harus terekam dengan baik lewat lembar observasi yang telah disediakan. Data observasi ini merupakan masukan yang penting bagi hasil penelitian.
d. Refleksi (Reflecting)
    Pada tahap ini guru bersama kolaborator merefleksi kegiatan pembelajaran musikalisasi yang telah dilakukan oleh guru dan siswa. Semua hasil observasi di kelas dan data pendukung yang lain, misalnya: angket, hasil wawancara, nilai hasil pembelajaran perlu dimaknai dengan cermat sehingga dapat memberikan masukan atas kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi ini sangat menentukan  arah pembelajaran pada tindakan berikutnya.
Karena penelitian ini bersiklus, maka empat tahap tindakan di atas akan diulang kembali dengan perbaikan di sana sini apabila hasil refleksi merekomendasikan bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan tersebut belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan hipotesis tindakan.

7.3. Metode Pengumpulan Data

            a. Sumber Data:
                - Para siswa kelas IX/8 SMP Negeri 4 Mataram
                - Guru Bahasa Indonesia di kelas tersebut.
                - Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru.
            b. Alat Pengumpul Data:
                Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data kuantitatif dan
                kualitatif. Data ini diperoleh dengan menggunakan:
                - Angket pra-PTK
                - Lembar observasi pembelajaran
                - Hasil refleksi pada siklus pembelajaran
            c. Teknik Pengumpulan Data:
                - Observasi: untuk memperoleh data kegiatan belajar mengajar, keaktifan
                   siswa dalam KBM, dll.
                - Dokumentasi: Foto dan alat perekam audio
                - Test Performance: Penampilan kelompok dan peran individual.   

7.4. Analisis Data / Evaluasi
            Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Secara kolaboratif tim peneliti akan melihat, merefleksi, dan mengkaji temuan-temuan yang signifikan dari hasil tindakan. Untuk mempermudah pengukuran dan pemberian makna terhadap hasil refleksi dipergunakan teknis analisis kualitatif yaitu: a) reduksi data, b) penyajian data, dan c) penarikan simpulan (verifikasi). Data yang bersifat kuantitatif akan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif yaitu teknik analisis data dengan menggunakan paparan sederhana , baik menggunakan jumlah, rentang skor, rerata, maupun persentase (Arikunto, 1989).

6.5. Indikator Keberhasilan
            Untuk menilai keberhasilan pembelajaran musikalisasi puisi digunakan lembar kerja siswa dan rubrik penilaian performance. Berdasarkan analisis kondisi kemampuan siswa dan tingkat kesukaran kompetensi dasar musikalisasi maka kegiatan pembelajaran ini dikatakan berhasil apabila 85% siswa berhasil mencapai nilai Standar Ketuntasan  Minimal (SKM) 65.


8. Jadwal Penelitian
         
No
Uraian Kegiatan

Agustus

September
Oktober
November
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Penetapan masalah dan implementasi bentuk tindakan














2
Penyusunan Proposal PTK














3
Persiapan Implementasi Tindakan PTK














4
Siklus I













5
Siklus lanjutan













6
Penyusunan Laporan PTK













7
Penyerahan Laporan PTK
















           
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsini. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi
 Revisi III. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 2003. Modul Metode Pembelajaran . Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2005. Pengembangan Kemampuan Berbicara Sastra . Jakarta: Depdiknas
Effendi, S.2002. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya
Nugroho, Mariati dan Sutopo.2005. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP dan MTS
            Kelas IX. Surakarta: Graha Multi Grafika

Artikel Terkait