PROPOSAL
PENINGKATAN KEMAMPUAN
MUSIKALISASI PUISI DENGAN METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG (MPL)
SISWA KELAS IX/ 8 SMP NEGERI 7
MATARAM
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi pembelajaran musikalisasi puisi di
kelas IX / 8 SMP Negeri 7 Mataram selama ini berlangsung monoton dan ala
kadarnya. Dalam kegiatan ini, siswa cenderung pasif dan tidak bisa terlibat
secara intens dalam proses pembelajaran. Meskipun berdasarkan angket pra- PTK sebagian besar
siswa mengaku suka dengan kegiatan apresiasi puisi, namun ini tidak berpengaruh
positif terhadap hasil pembelajaran. Ada beberapa kesulitan yang dialami siswa
dalam melakukan kegiatan musikalisasi puisi , terutama yang berkaitan dengan:
a) pemilihan jenis dan judul puisi, b) penentuan irama/musik, dan c) mengatur
penampilan kelompok. Ironisnya kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru
ternyata kurang mampu memotivasi dan menumbuhkan perasaan senang siswa terhadap
kegiatan musikalisasi puisi tersebut
Akibat dari kurang maksimalnya pembelajaran musikalisasi puisi tersebut, hasil akhir
pembelajaran sangat rendah. Kegiatan ini berlangsung konvensional dan
sekedarnya saja. Harapan agar musikalisasi puisi menjadi media untuk mengasah
kepekaan rasa dengan pembacaan puisi yang lebih terasa dan bermakna tidak
terpenuhi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
ketidakberhasilan pembelajaran musikalisasi puisi adalah:
1. Faktor Guru
- Kegiatan musikalisasi puisi adalah
kegiatan yang membutuhkan kemampuan
kompleks. Sementara sebagian besar guru Bahasa Indonesia dalam bidang
itu sangat terbatas.
- Sikap guru yang menganaktirikan
pembelajaran apresiasi sastra (terutama musikalisasi puisi) karena kegiatan itu
tidak sesuai dengan minat dan kemampuan guru.
2. Faktor Siswa
- Pengetahuan siswa tentang musikalisasi
puisi tidak memadai.
- Kemampuan apresiasi sastra siswa sangat
rendah karena kurangnya minat siswa terhadap karya sastra.
- Siswa merasa tidak menemukan makna dan
manfaat pembelajaran apresiasi puisi karena dunia puisi sangat berbeda dengan
dunia siswa.
Salah satu alternatif pemecahan masalah
pembelajaran di atas adalah dengan menghadirkan Model Pembelajaran Langsung
(MPL) dalam musikalisasi puisi. MPL adalah metode yang dirancang khusus untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang tersetruktur dengan baik dan dapat dipelajari langkah demi
langkah (Suyatno:20). Dengan metode ini dimungkinkan siswa dapat terlibat secara
aktif dan kreatif dalam pembelajaran musikalisasi puisi. Tiap tahap
pembelajaran memberi kesempatan siswa untuk ambil bagian ,mulai dari tahap
pemilihan puisi, penentuan suasana puisi, sinkronisasi suasana puisi dan musik,
kegiatan pelatihan, penampilan, dan evaluasi.
Dengan MPL rancangan pembelajaran di kelas akan
tertata tahap demi tahap yang memudahkan guru dan siswa melakukan kegiatan
pembelajaran dari proses perencanaan sampai evaluasi. Dengan metode ini, siswa
juga akan termotivasi untuk melakukan kegiatan musikalisasi puisi dengan
perasaan senang. Dengan melibatkan siswa dalam tahapan pembelajaran itu tanpa
terasa akan menghilangkan kecemasan dan keengganan siswa terhadap kegiatan
musikalisasi puisi. Mereka dapat diajak larut dalam pembelajaran tanpa ada
tekanan psikologis, tapi justru merasakan kegembiraan. Dengan MPL beban guru juga semakin ringan. Guru tidak perlu
lagi terkendala oleh keterbatasan kemampuannya sendiri. Mereka bisa
memberdayakan kemampuan para siswa untuk melakukan musikalisasi puisi dengan
senang dan tanpa tekanan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis
masalah pembelajaran musikalisasi puisi di atas, maka rumusan masalah
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah ” Bagaimanakah upaya peningkatan kemampuan
musikalisasi puisi kelas IX/8 SMP Negeri 7 Mataram dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Langsung?”
3. Cara Pemecahan Masalah
Karena masalah pembelajaran musikalisasi
puisi di kelas target adalah rendahnya
kemampuan siswa dan kurang efektifnya strategi pembelajaran musikalisasi puisi
yang dilakukan oleh guru, maka alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan dengan
penggunaan Metode Pembelajaran Langsung (MPL)
dalam kegiatan musikalisasi puisi. Dengan kehadiran MPL pembelajaran musikalisasi yang membutuhkan
kemampuan kompleks dan tahap-tahap pembelajaran yang terinci akan dapat
dilaksanakan dengan baik. MPL ini memungkinkan siswa termotivasi dan terlibat
secara aktif dalam setiap detail
pembelajaran.
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan musikalisasi puisi siswa kelas IX/8 SMPN 7 Mataram.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa:
- Meningkatkan
kemampuan siswa dalam kegiatan musikalisasi puisi.
- Meningkatkan motivasi dan kreativitas
siswa dalam kegiatan
musikalisasi puisi.
b. Bagi Guru
- Meningkatkan
efektifitas pembelajaran musikalisasi puisi dengan
penggunaan metode pembelajaran yang variatif.
- Memberi tantangan guru untuk menyelesaikan
sendiri permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelasnya.
- Membawa perubahan pada iklim pembelajaran
apresiasi puisi sehingga kelas menjadi lebih bergairah dan kegiatan apresiasi
puisi menyenangkan.
c. Bagi Sekolah
-
Meningkatkan kompetensi guru dalam aspek pembelajaran.
-
Menciptakan suasana sekolah yang lebih akademis dalam rangka
peningkatan mutu
lembaga.
5. Kerangka Teori
5.1. Pembelajaran Apresiasi Puisi
Pembelajaran apresiasi
karya sastra, khususnya apresiasi puisi di sekolah, saat ini berlangsung kering
dan tanpa makna. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat siswa terhadap
karya puisi. Di samping itu ketidakmampuan guru dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang variatif dan menyenangkan juga turut memicu kurang
maksimalnya hasil kegiatan pembelajaran tersebut. Hal ini sangat berseberangan
dengan tujuan kegiatan apresiasi puisi yang dikemukakan oleh Effendi (ix: 2002) yaitu:
a. Anak didik hendaknya
memperoleh kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri, orang lain dan
kehidupan sekitarnya sehingga mereka bersikap terbuka, rendah hati, peka
perasaan dan pikiran kritisnya terhadap tingkah laku pribadi, orang lain, serta
masalah-masalah kehidupan di sekitarnya.
b. Anak didik hendaknya
memperoleh kesenangan dari membaca dan mempelajari puisi hingga tumbuh
keinginan membaca dan mempelajari puisi pada waktu senggangnya.
c. Anak didik hendaknya
memperoleh pengetahuan dan pengertian dasar tentang puisi hingga tumbuh keinginan
memadukannya dengan pengalaman pribadinya yang diperoleh di sekolah saat ini
dan masa mendatang.
Berdasarkan pendapat Efendi
di atas bahwa mempelajari sastra hendaknya dapat menyenagkan dan bermanfaat
bagi siswa dan lingkungannya. Oleh karena itu pembelajaran puisi di sekolah
hendaknya dapat dilakukan dengan cara yang bisa menyenangkan siswa, salah
satunya dengan musikalisasi.
5.2. Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi adalah
genre baru dalam apresiasi karya puisi. Saat ini, musikalisasi puisi masih merupakan istilah yang menjadi
perdebatan di kalangan guru Bahasa Indonesia. Para guru mempunyai konsepsi yang
berbeda-beda dalam memahami istilah dan mengimplementasikan dalam pembelajaran.
Akibatnya pembelajaran yang berkaitan dengan musikalisasi puisi cenderung bias
dan membingungkann bagi banyak guru dan siswa. Kerancuan konsep musikalisasi
puisi itu dalam pandangan guru Bahasa Indonesia berimplikasi pada dua aktivitas
yaitu: a) kegiatan membaca puisi dengan diiringi musik, dan b)
menyanyikan/melagukan puisi yang disertai atau tanpa disertai dengan iringan
musik.
Apabila dirunut lebih lanjut, ruang lingkup
musikalisasi puisi sebenarnya bukanlah sekadar kegiatan membaca puisi yang
diiringi dengan musik. Lebih dari itu kegiatan ini menuntut pembaca untuk mampu
menghayati dan menikmati isi bait-bait puisi dengan cara melagukan dalam
titi-titi nada tertentu. Dengan demikian, pembacaan puisi tidak hanya
berlangsung secara konvensional, tetapi bisa dilakukan dengan lebih ”terasa”
dan ” bermakna” melalui pembacaan yang diekspresikan dalam sebuah lagu yang
dapat disertai iringan musik. Penyatuan puisi dengan lagu/musik itu merupakan
kegiatan yang sering disebut musikalisasi puisi (Dirjen Dikdasmen, 2005:15).
Menurut Nugroho ( 2005: 128) musikalisasi puisi
biasanya dilakukan untuk membuat puisi lebih akrab dengan masyarakat , terutama
masyarakat awam. Dengan dibacakan atau dinyanyikan dengan iringan musik,
kenyataanya puisi menjadi lebih enak dan mudah dinikmati. Oleh karena itu
dengan musikalisasi puisi siswa diharapkan akan merasa lebih dekat dengan dunia
puisi. Kedekatan ini dimungkinkan karena anggapan bahwa puisi sebenarnya bisa
dinyanyikan atau dilagukan seperti pada kegiatan menyanyi umumnya yang lebih
dahulu diakrabi dan digemari oleh mereka. Dengan demikian siswa tahu bahwa puisi dapat mendatangkan
kenikmatan dan kesenangan, tidak selalu sulit dan ”angker” seperti anggapan
siswa selama ini.
Beberapa puisi telah dinyanyikan oleh para musisi
dan lagu tersebut menjadi populer. Contohnya: Puisi Taufik Ismail yang
dinyanyikan oleh Bimbo, Ebiet G. Ade yang menyanyikan puisi-puisinya sendiri, atau
Puisi Perahu Retak yang dinyanyikan oleh Franky Sahilatua. Ada pula
album-album khusus musikalisasi puisi seperti yang diciptakan oleh Emha Ainun
Najid bersama kelompok musik Kyai kanjeng dan Album Musikalisasi Puisi Gadis
Kecil karya Sapardi Joko Damono.
Bebarapa komponen yang harus diperhatikan dalam
kegiatan musikalisasi puisi adalah:a) Penghayatan: adalah pemahaman
terhadap isi puisi yang akan dimusikalisasi yang tergambar pada ekspresi,
pemenggalan, dan lagu.b) Vokal: adalah kemampuan melakukan olah suara
dalam kegiatan musikalisasi puisi yang tergambar pada: kejelasan ucapan, penjedaan,
ketahanan (konsistensi), dan kelancaran suara.
5.3. Metode
Pembelajaran Langsung
Metodel Pembelajaran
Langsung (MPL) adalah metode yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar
siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
tersetruktur dengan baik dan dapat dipelajari langkah demi langkah. Metode ini
lahir didasrai anggapan bahwa pada umumnya pengetahuan dibagi dua, yaitu
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif
adalah pengetahuan tentang sesuatu dan pengetahuan prosedural adalah
pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.
Dalam MPL terdapat lima
fase pembelajaran yang sangat penting yang meliputi: fase persiapan dan
motivasi, fase demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan, dan fase
pelatihan lanjutan. Pola urutan MPL adalah sebagai tergambar pada tabel
berikut:
No
|
Fase
|
Peran Guru
|
1
2
3
4
5
|
Penyiapan
tujuan dan persiapan siswa
Pendemonstrasian
pengetahuan atau keterampilan
Pembimbingan
pelatihan
Pengecekan
pemahaman dan pemberian umpan balik
Pemberian
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
|
Guru
menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
dan mempersiapkan siswa untuk belajar.
Guru
mendemonstrasikan keterampilan dengan benar atau menyajikan informasi tahap
demi tahap
Guru
merencanakan dan memberikan bimbingan awal
Guru mengecek
apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan
balik.
Guru
mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih kompleks dalam kehidupan
sehari-hari.
|
Dalam MPL,umumnya guru merencanakan kegiatan
belajar mengajar secara terstruktur dan ketat. Pada awal pembelajaran guru
merupakan pemberi informasi dan pendemonstrasi yang aktif dan mengharapkan
siswa menjadi pendengar aktif dan baik. Keberhasilan metode langsung memerlukan
lingkungan yang baik untuk presentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang
tenang dengan penerangan yang cukup, termasuk alat pandang dengar yang sesuai.
Dalam pembelajaran musikalisasi puisi,
implementasi MPL perlu dimodifikasi sedemikian rupa. Modifikasi ini diperlukan agar
fase-fase kegiatan musikalisasi puisi dapat dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan karakter pembelajaran musikalisasi puisi. Berikut adalah modifikasi fase-fase pembelajaran
musikalisasi puisi dengan menggunakan metode pembelajaran langsung. Yang
diutamakan dalam pembelajaran ini adalah
keaktifan siswa dalam setiap fase pembelajaran.
No
|
Fase
|
Kegiatan Pembelajaran
|
1
2
3
4
5
6.
|
Penyiapan
tujuan dan persiapan siswa
Pendemonstrasian
pengetahuan atau keterampilan
Pembimbingan
pelatihan
Pengecekan
pemahaman dan pemberian umpan balik
Pengintesifan
latihan dan penampilan
Pemberian
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
|
-
Siswa memahami tujuan pembelajaran, menyimak apersepsi, dan menanggapi
penjelasan guru, dan mebentuk kelompok musikalisasi puisi.
-
Siswa menyimak contoh musikalisasi yang ditampilkan guru secara
langsung atau melalui media audio visual, bertanya jawab tentang pemodelan
yang ditampilkan.
-
Siswa memilih puisi sesuai dengan minatnya, berdiskusi tentang suasana
puisi, menentukan irama lagu/musik beserta alat musik yang diperlukan, dan
menyelaraskan musik dengan puisi yang dipilihnya.
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi
dan aktif menanggapi hasil diskusi kelompok lain. Guru memberikan penguatan
hasil presentasi.
- Siswa bersama kelompoknya berbagi tugas
musikalisasi puisi, berlatih intensif dengan kelompoknya, menampilkan kreasi
musikalisasi puisi di depan kelas, dan menilai penampilan teman
- Dengan bimbingan guru, siswa merancang
sebuah kegiatan musikalisasi puisi yang lebih besar, misalnya pagelaran
musikalisasi puisi antar kelas, festival musikalisasi puisi, dan sebagainya.
|
6. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian
teoritis tentang metode pembelajaran langsung dan musikalisasi puisi di atas
maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah “ Dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Langsung (MPL) kegiatan musikalisasi puisi di kelas IX/8 SMP
Negeri 7 Mataram akan meningkat”.
7. Metode/ Rencana Penelitian
7.1. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan di kelas IX/8 SMP Negeri 7 Mataram NTB. SMP Negeri 7 Mataram adalah sekolah yang berlokasi
di pinggiran kota. Secara umum kondisi sosial ekonomi orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah masuk dalam klasifikasi menengah ke bawah. Kelas penelitian terdiri atas 37 orang siswa (16
laki-laki dan 21 perempuan). Kondisi siswa di kelas ini cenderung homogen baik
dari sisi kemampuan, agama, maupun latar belakang sosial ekonomi.Kelas
penelitian adalah kelas reguler yang secara umum kemampuan akademisnya sama
dengan siswa di kelas lain.
Kemampuan apresiasi
sastra, terutama pembelajaran
musikalisasi puisi, di kelas ini cenderung rendah. Kekurangmaksimalan
pembelajarn ini disebabkan oleh dua hal yaitu rendahnya minat siswa terhadap
karya sastra dan kurang variatifnya metode pembelajaran yang dilakukan oleh
guru. Meskipun demikian kelas ini sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk
kegiatan musikalisasi puisi.
7.2. Rencana Tindakan
Penelitian ini
direncanakan dalam bentuk siklus. Pada tiap siklus akan diadakan beberapa
tindakan pembelajaran yang diimplementasikan dalam empat aspek penelitian
yaitu:
a. Perencanaan (Planning)
Pada
tahap ini peneliti membuat beberap persiapan penelitian, seperti:
- Angket
pra-PTK
- Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
- Lembar
Observasi dan pedoman wawancara
- Rubrik
Penilaian
b. Pelaksanaan (Akting)
Pada
tahap ini guru mengimplemenatasikan kegiatan pembelajaran musikalisasi puisi
dengan metode pembelajaran langsung berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah dirancang.
c. Observasi (Observing)
Pada
tahap ini guru kolaborator mengamati dan mencatat setiap detail pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Temuan-temuan signifikan berkaitan dengan proses
pembelajaran, baik yang bersifat mendukung maupun melemahkan proses
pembelajaran tersebut harus terekam dengan baik lewat lembar observasi yang
telah disediakan. Data observasi ini merupakan masukan yang penting bagi hasil
penelitian.
d. Refleksi (Reflecting)
Pada
tahap ini guru bersama kolaborator merefleksi kegiatan pembelajaran
musikalisasi yang telah dilakukan oleh guru dan siswa. Semua hasil observasi di
kelas dan data pendukung yang lain, misalnya: angket, hasil wawancara, nilai
hasil pembelajaran perlu dimaknai dengan cermat sehingga dapat memberikan
masukan atas kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi ini
sangat menentukan arah pembelajaran pada
tindakan berikutnya.
Karena penelitian ini bersiklus, maka empat tahap
tindakan di atas akan diulang kembali dengan perbaikan di sana sini apabila
hasil refleksi merekomendasikan bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan
tersebut belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan hipotesis tindakan.
7.3. Metode Pengumpulan Data
a. Sumber Data:
- Para siswa kelas IX/8 SMP
Negeri 4 Mataram
- Guru Bahasa Indonesia di
kelas tersebut.
- Perangkat pembelajaran yang dibuat
oleh guru.
b. Alat Pengumpul Data:
Data yang
dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data kuantitatif dan
kualitatif. Data ini diperoleh dengan menggunakan:
- Angket pra-PTK
- Lembar observasi pembelajaran
- Hasil refleksi pada
siklus pembelajaran
c. Teknik Pengumpulan
Data:
- Observasi:
untuk memperoleh data kegiatan belajar mengajar, keaktifan
siswa dalam KBM, dll.
- Dokumentasi: Foto
dan alat perekam audio
-
Test Performance: Penampilan kelompok dan peran individual.
7.4. Analisis Data / Evaluasi
Data yang dihasilkan dalam
penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Secara kolaboratif tim
peneliti akan melihat, merefleksi, dan mengkaji temuan-temuan yang signifikan
dari hasil tindakan. Untuk mempermudah pengukuran dan pemberian makna terhadap
hasil refleksi dipergunakan teknis analisis kualitatif yaitu: a) reduksi data,
b) penyajian data, dan c) penarikan simpulan (verifikasi). Data yang bersifat
kuantitatif akan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif yaitu teknik
analisis data dengan menggunakan paparan sederhana , baik menggunakan jumlah,
rentang skor, rerata, maupun persentase (Arikunto, 1989).
6.5. Indikator Keberhasilan
Untuk menilai keberhasilan
pembelajaran musikalisasi puisi digunakan lembar kerja siswa dan rubrik
penilaian performance. Berdasarkan analisis kondisi kemampuan siswa dan tingkat
kesukaran kompetensi dasar musikalisasi maka kegiatan pembelajaran ini
dikatakan berhasil apabila 85% siswa berhasil mencapai nilai Standar Ketuntasan
Minimal (SKM) 65.
8. Jadwal Penelitian
No
|
Uraian Kegiatan
|
Agustus
|
September
|
Oktober
|
November
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Penetapan masalah dan implementasi bentuk tindakan
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Penyusunan Proposal PTK
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Persiapan Implementasi Tindakan PTK
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Siklus lanjutan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
6
|
Penyusunan Laporan PTK
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
7
|
Penyerahan Laporan PTK
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsini. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Edisi
Revisi III. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. 2003. Modul Metode Pembelajaran . Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2005. Pengembangan Kemampuan Berbicara Sastra . Jakarta:
Depdiknas
Effendi, S.2002. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya
Nugroho, Mariati dan Sutopo.2005. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP
dan MTS
Kelas IX. Surakarta: Graha Multi Grafika