Penerapan
Konsep Dan Prinsip
Pengajaran
dan Pembelajaran
Kontekstual
Dalam Pembelajaran
Bahasa
Indonesia
DRS. SAPIIN, M.Si
KANTOR WILAYAH DEPAG PROV.NTB
2010
PENERAPAN KONSEP DAN PRINSIP
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Abstrak:
Contextual
Teaching and Learning (CTL) atau kita kenal dengan pengajaran
dan pembelajaran kontektual adalah salah satu strategi pembelajaran yang
dikembangkan oleh The Washington State Consortium for Contextual Teaching
and Learning, yang melibatkan 11
perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-lembaga yang bergerak di bidang
pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatan dan konsursium tersebut
adalah melatih dan memberi kesempatan kepada para guru dari enam Propinsi di
Indonesia untuk mempelajari pendekatan kontekstual di Amerika Serikat bekerja
sama dengan Direktorat SLTP Depdiknas. Saat ini, Direktorat SLTP Depdiknas
sedang mensosialisasikan CTL ini di 22 propinsi dan 1000 SLTP. Apakah
sebenarnya CTL itu? Apa prinsip dasarnya? Bagaimana penerapannya dalam
pembelajaran bahasa Indonesia? Ketiga pertanyaan itulah yang akan dibahas dalam
tulisan ini.
Kata
kunci: Contextual
Teaching and Learning, Konsep, Prinsip Dasar
HAKIKAT CTL
US Departement
of Education Office of Vocational and Adult Education and the National School
to Work Office mendefinisikan CTL adalah konsep mengajar dan
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata dan mendorong siswa mengaitkan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
keluarga, dan masyarakat (http://www.contextual.org/19/10/2001).
Pembelajaran
yang dilaksanakan dengan strategi CTL memiliki karakteristik sebagai berikut
Ø Pembelajaran
dilaksanakan dalam konteks yang otentik, artinya pembelajaran diarahkan agar
siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah dalam konteks nyata atau
pembelajaran diupayakan dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (Learning in
real life setting).
Ø Pembelajaran
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna
(meaningful learning).
Ø Pembelajaran
dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Learning by doing).
Ø Pembelajaran
dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi (Learning in
a group).
Ø Kebersamaan,
kerja sama dan saling memahami satu dengan yang lain secara mendalam merupakan
aspek penting untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (Learning to
know each other deeply).
Ø Pembelajaran
dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama
(Learning to ask, to inquiry, to work together).
Ø Pembelajaran
dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan (Learning as an enjoy activity).
PRINSIP DASAR CTL
Ada tujuh
prinsip dasar CTL, yaitu inquiry, questioning, constructivism, modelling,
learning community, dan authentic assessment, reflection.
Inquiry
adalah kegiatan inti dari pembelajaran berbasis CTL. Inquiry diawali dengan
pengamatan untuk memahami konsep/ fenomena dan dilanjutkan dengan melaksanakan
kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan. Dengan mengembangkan keterampilan
berpikir kritis, siklus inquiry adalah sebagai berikut:
Ø Mengamati.
Ø Bertanya
Ø Mengajukan
dugaan sementara (hipotesis)
Ø Mengumpulkan
data
Ø Menganalisis
data
Ø Merumuskan
teori
Konstruktivisme
merupakan landasan filosofis CTL. Pembelajaran yang berciri konstruktivisme
menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif
dari pengalaman atau pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang
bermakna.
Questioning atau
bertanya adalah salah satu strategi pembelajaran CTL. Bertanya dalam
pembelajaran CTL dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong siswa
mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi membimbing,
dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan
bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry.
Modeling adalah
kegiatan pemberian model dengan ujuan untuk membahasakan gagasan yang kita
pikirkan, mendemonstrasikan bagaimana kita menginginkan para siswa untuk
belajar, atau melakukan apa yang kita inginkan agar siswa melakukannya.
Learning
community
adalah kegiatan pembelajaran yang difokuskan pada aktivitas berbicara dan
berbagi pengalaman dengan orang lain. Aspek kerja sama dengan orang lain untuk
menciptakan pembelajaran yang lebih baik adalah tujuan pembelajaran yang
menerapkan learning community.
Reflection
adalah kegiatan memikirkan apa yang telah kita pelajari, menelaah dan merespon
semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, dan
memberikan masukan-masukan perbaikan jika di perlukan.
Karakteristik authentic assessment
adalah:
v Mengukur
baik proses maupun produk pembelajaran.
v Mengukur
pengetahuan dan keterampilan siswa.
v Mempersyaratkan
penerapan pengetahuan atau pengalman dalam konteks nyata.
v Tugas-tugas
yang diberikan harus kontekstual dan relevan.
v Penilaian
bersifat terbuka, jujur/ objektif.
v Kriteria
penilaian lebih jelas bagi siswa.
v Penilaian
dilakukan untuk menunjukkan kelebihan siswa untuk mendorong siswa agar dapat
berbuat lebih baik lagi.
v Termasuk
di dalam penilaian otentik adalah refleksi dan self-assessment.
Bentuk-bentuk penilaian otentik:
v Fortfolios,
story retelling, interview, video tape evaluation of performance, audio tape
evaluation of reading, teacher’s observations, cloze test, dll.
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
BERBASIS CTL MODEL 1
Tujuan:
Setelah selesai pembelajaran siswa
dapat:
1. Membandingkan
puisi lama dan pusi modern
2. Menyusun
paragraf perbandingan
Bahan:
Ø Contoh
puisi lama dan pusi modern
Ø Tanda
bintang dari kertas (sebagai penghargaan)
Ø Kertas
flipchart/kertas manila
Pengaturan Ruang Kelas:
Ø Kursi
diatur setelah lingkaran
Ø Pada
tahap 2, tempat duduk diatur berkelompok
Metode:
Menerapkan tujuan prinsip CTL
Prosedur:
Inquiry and Questioning
1. Aturlah
tempat duduk setelah lingkaran.
2. Tayangkan
atau bagian satu contoh puisi lama dan satu contoh puisi modern
3. Mintalah
satu mengamati kedua puisi tersebut
4. Mintalah
siswa mengamati perbedaan puisi lama dan pusi modern tersebut.
5. Melalui
teknik tanya jawab, siswa diminta menunjukkan perbedaan dari kedua puisi
tersebut (SECARA INDIVIDUAL).
Contoh Puisi Lama
Pantun
Laju-laju perahu laju
Laju-laju ke Palangkaraya
Boleh lupa kain dan baju
Jangan lupa kepada saya
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian.
Anonim
|
Syair Perahu
Hamzah Fansuri
Inilah gerangan suatu madah,
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Disanalah iktikad diperbetuli sudah
Wahai muda, kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal diammu
Hai muda arif budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman,
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan.
|
Contoh Puisi Modern
Ganasnya Ombak Tak Selalu Membuat Luka Ciptaan: Franky/ Hare
Adik marilah kemari lihat perahu telah
menunggu
Jangan kau termangu lagi mari bersama
melepas tali
Mataharipun telah bangun dari tidurnya
Dan bangunlah bersihkan debu yang
melekat sekitar
Luka lamamu, janganlah kau
Turunkan layar hatimu
Ganasnya samudra
Dengan perahu kita pecah ombaknya
Janganlah kau takut
Untuk selamanya, samudra adalah samudra
Ganasnya ombak tak selalu membuat luka
Dan bangunlah bersihkan
Debu yang melekat
Sekitar luka lamamu
Janganlah kau turunkan layar hatimu
Learning Community
1) Sambil
mendengarkan suaranya Franky & Jane dalam lagu yang berjudul Ganasnya
Ombak Tak Selalu Membuat Luka, siswa secara berkelompok mendiskusikan
perbedaan puisi lama dan puisi modern secara sistematis.
2) Siswa
diminta mencatat hasil diskusi dalam bentuk tabel, seperti contoh berikut ini!
Tabel 1: Perbedaan Pusi Lama dan Pusi
Modern
Aspek yang Berbeda
|
Puisi Lama
|
Puisi Modern
|
Bentuk
|
|
|
Isi
|
|
|
Modeling and Constructivism
1) Siswa
memperhatikan contoh paragraf perbandingan yang disusun oleh guru.
2) Kemudian
siswa secara berkelompok diminta menyusun satu paragraf perbandingan.
Contoh Paragraf Perbandingan
Dilihat dari
aspek bentuknya, pantun berbeda dengan puisi modern. Tiap bait pantun lazimnya
terdiri atas empat larik. Tiap larik terdiri atas empat kata, dan tiap akhir
larik mempunyai rima dengan rumus bunyi tertentu. Sebaliknya, puisi modern
sudah tidak terikat lagi pada aturan jumlah larik dalam tiap bait, dan jumlah
kata dalam tiap larik. Puisi modern juga tidak terikat dengan aturan rima akhir
pada tiap larik
Contoh latihan
LATIHAN MENYUSUN PARAGRAF PERBANDINGAN
|
Berdasarkan contoh tersebut, susunlah
1 buah paragraf perbandingan yang isinya mengungkapkan perbedaan antara syair
dan puisi modern dilihat dari aspek bentuk dan aspek isi! Hasil diskusi
ditulis di kertas flipchart yang telah disediakan.
|
Learning Community and Constructivism
1) Seluruh
kelompok menyajikan hasil diskusi mereka dengan cara menempelkan hasil diskusi
tersebut di papan tulis atau di dinding.
2) Tiap-tiap
kelompok diminta mengomentari hasil kerja dari kelompok lain secara lisan.
3) Guru
memberikan penghargaan terhadap hasil kerja kelompok, misalnya dengan
memberikan tanda gambar bintang atau yang lain.
Reflection
1) Siswa
diminta mengungkapkan kembali tentang apa saja yang telah diperoleh dalam
kegiatan pembelajaran ini.
2) Siswa
juga diminta mengungkapkan perasaan mereka setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran ini.
3) Siswa
juga diminta memberikan saran, pendapat, komentar terhadap kegaitan
pembelajaran yang telah dilaksanakan ini.
(Catatan: kegiatan refleksi ini dapat
dilaksanakan dalam bentuk lisan atau tulisan).
Authentic Assessment
1) Guru
memberi tugas kepada siswa untuk mencari contoh-contoh puisi lama dan puisi
modern
2) Kemudian
siswa diminta menuliskan perbedaan puisi lama dan puisi modern yang ditemukan
tersebut dalam bentuk paragraf.
MODEL 2
Tujuan:
Setelah sesuai pembelajaran siswa dapat
menentukan topik karangan dan mengembangkannya.
Bahan:
Ø Contoh
berita aktual
Ø Plastik
transparansi, spidol
Ø Benda
misteri
Ø Tanda
bintang dari kertas
Ø Kertas
flipchart
Pengaturan Ruang Kelas:
Ø Kursi
diatur setengah lingkaran
Ø Pada
tahap 2, tempat duduk diatur berkelompok.
Metode:
Menerapkan tujuan prinsip CTL
Prosedur:
1) Berilah
masing-masing siswa satu berita yang sedang aktual, misalnya tentang jual beli
anak di wilayah pengungsian TKI Malaysia di Nunukan Kalimantan Timur.
2) Mintalah
siswa untuk membaca berita tersebut.
3) Dengan
teknik brainstorming, mintalah siswa untuk mendeskripsikan apa yang diketahui
dari berita tersebut dan apa yang ingin diketahui berkaitan dengan berita
tersebut.
4) Tulislah
deskripsi yang telah ditemukan tersebut di papan tulis, contoh:
Apa yang Anda ketahui
|
Apa yang ingin Anda ketahui
|
|
|
5) Setelah
menemukan informasi tersebut, mintalah siswa untuk memberikan respon terhadap
fakta/ peristiwa yang ditemukan dalam berita tersebut.
6) Catatlah
semua respon tersebut di papan tulis. Untuk memberi semangat, berilah
penghargaan berupa tanda bintang yang terbuat dari kertas kepada para peserta
yang telah memberikan respon.
RENCANA PEMBELAJARAN
|
A. Kompetensi
Dasar
Ø Menulis
Paragraf Deskripsi
B. Hasil
Belajar
Ø Mampu
menulis rencana kegiatan
C. Indikator
Ø Dapat
menulis hal-hal yang terdapat dalam rencana kegiatan (nama dan tujuan kegiatan,
jadwal, dan susunan panitia) dengan sistematika dan bahasa yang tepat.
D. Skenario
Pembelajaran
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Metode
|
1.
2.
3.
|
Pendahuluan
1) Segala
sesuatu perlu direncanakan dengan cermat. Apalagi jika kita akan melaksanakan
kegiatan besar yang melibatkan banyak orang, misalnya mengadakan pertunjukan.
Kita harus membuat rencana kegitan yang matang. Guru memberikan contoh
gagalnya sebuah acara karena perencanaan yang tidak cermat.
2) Sebagai
pengantar, guru beranya jawab dengan siswa tentang apa saja yang perlu
mendapat perhatian ketika kita merencanakan sebuah acara.
3) Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu, yakni merencanakan kegiatan.
Kegiatan Inti
1) Guru
menyampaikan rencana kegiatan hari itu, yakni merencanakan kegiatan tur masuk
di 15 kota di Indonesia. Guru menyiapkan peralatan: peta Indonesia,
kertas-kertas berwarna dari bahan apa saja, spidol warna secukupnya.
2) Siswa
membentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang. Setiap kelompok
mengidentifikasikan diri sebagai sebuah Grup Musik. Setiap kelompok memberi
nama kelompoknya dengan nama tertentu.
3) Siswa
merencanakan kegiatan tur di 15 kota di Indonesia: pulau yang akan
disinggahi, kota-kota yang akan dijadikan tempat konser, jadwal, tujuan
konser, personel, dan tiket.
4) Guru
membagian kertas berwarna dan spidol.
5) Siswa
membuat peta Indonesia (pulau-pulau penting saja) dengan menyobeki kertas
berwarna untuk membentuk Pulau Supematera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan,
Pulau Bali, Pulau Sulawesi, Kepulauan Ambon, dan Pulau Papua.
6) Siswa
menentukan kota-kota besar yang akan dikunjungi dan tanggalnya di dalam peta.
7) Siswa
membuat deskriposi tertulis mengenai rencana kegiatan tur itu.
8) Siswa
mempresentasikan rencananya di depan kelas.
9) Siswa
lain menanggapi rencana itu.
Penutup
1) Guru
bersama-sama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil
belajar hari itu: tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari
sebuah rencana kegiatan.
2) Guru
memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pengalaman siswa ketika
mengalami kegagalan karena perencanaan yang kurang cermat.
|
10
160
10
|
Pemberian ilustrasi
Intruksi
Kerja kelompok
Presentasi
Refleksi
|
E. Media/
Sumber Pembelajaran
Ø Peta
Indonesia untuk model pembuatan peta
Ø Kertas
warna-warni: manila, kertas bekas koran, kertas bufalo, atau kertas apa saja
yang tersedia di tempat.
Ø Spidol
warna 5 buah (dapat diganti pensil warna yang lain)
F. Penilaian
Ø Penilian
proses dilaksanakanan selama pembelajaran berlangsung.
·
Keseriusan dalam bekerja kelompok
·
Kemampuan siswa mempresentasikan hasil
karyanya
Ø Penilaian
hasil kerja kelompok dan individu.
·
Rencana kegiatan tertulis dan dispay
yang dibuat siswa.
MERENCANAKAN KEGIATAN
1. Bayangkan
bahwa anda semua adalah anggota sebuah musik yang akan mengadakan tur di 15
kota di Indonesia.
2. Beri
nama grup Anda dengan nama tertentu!
3. Rencanakan
sebuah tur ke 15 kota besar di Indonesia: 3 kota di Sumatera, 5 kota di jawa, 2
kota di Kalimantan, 2 kota di Sulawesi, dan satu kota masing-masing di Bali,
Ambon, dan Papua!
4. Buatlah
peta indonesia dengan cara menyobeki kertas berwarna, kemudian tentukan
kota-kota yang akan disinggahi.
5. Buatlah
jdawal tur itu!
6. Gambarlah
rute perjalannya!
MENULIS PUISI
DESKRIPTIF DENGAN OBJEK KEINDAHAN ALAM
Pembelajaran
menulis kreatif, khususnya menulis puisi, dimaksudkan untuk menyediakan
kesempatan bagi siswa memperoleh pengalaman mengekspresikan pengetahuan,
pengalaman, gagasan dan perasaannya dengan menggunakan bahasa puitis.
Pengalaman ini dapat dikembangkan dengan baik jika guru berhasil membangun
situasi belajar yang memungkinkan siswa menggali potensi diri, mendorong siswa
untuk terlibat dan menggunakan sumber-sumber yang dapat mendukungkegiatan
penulisan puisi.
Puisi deskriptif
adalah puisi yang ditulis berdasarkan hasi pengamatan terhadap sutu objek.
Pengamatan terhadap suatu objek dilakukan secara menyeluruh oleh penulis puisi.
Layaknya seorang penyair, penulis puisi mengamati suatu objek dengan melibatkan
segenap inderanya, sehingga ia tidak hanya menangkap objek dengan menggunakan
indera penglihatan saja, tetapi juga indera pendengaran, perabaan, penciuman, dan
perasaannya. Dengan demikian, objek tidak lagi menjadi “benda” bagi seorang
penulis puisi. Objek seakan-akan hidup, bergerak, bercakap, bercanda, merasa,
mengeluh, menjerit, menggoda.
Salah satu objek
penulis puisi deskriptif yang dimanfaatkan siswa adalah keindahan alam. Tempat
yang pernah dikunjungi dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi bahan
penulisan puisi yang menarik. Misalnya, pemandangan alam pengunungan atau tepi
pantai, taman kota, taman sekolah, sawah ladang, padang ilalang, dan aliran sungai.
Latiahan penulisan puisi dengan objek keindahan alam sekaligus melatih siswa
mengembangkan kosa kata, terampil mengungkapkan agasan dengan kalimat puitis,
mengorganisasikan gagasan secara utuh, disamping juga menumbuhkan sikap positif
terhadap alam semesta. Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana dalam
pembelajaran menulis puisi deskriptif dengan objek keindahan alam.
1. Menyimak
Lagu Bertema Keindahan Alam: Menumbuhkan Motivasi Menulis
Lagu bertemu keindahan alam dapat
diperdengarkan pada awal pembelajaran dengan maksud untuk menarik perhatian dan
menumbuhkan memotivasi. Pemutaran lagu tersebut dapat dilanjutkan dengan
kegiatan diskusi atau tanya-jawab tentang unsur keindahan alam yang disampaikan
dalam lagu tersebut. Lagu yang dipilih, misalnya seperti berikut ini:
Ebiet
G. Ade
Bila
kita tak segan mendaki
Lebih
jauh lagi,
Kita
akan segera rasakan
Betapa
bersahabatnya alam.
Setiap
sudut seperti menyapa,
Bahkan
teramat akrab,
Seperti
kita turut membangun,
Seperti
kita yang merencanakan
2. Memilih
Objek Penulisan
Siswa hendaknya diberi kebebasan
dalam memilih objek penulisan. Siswa tentu memiliki alasan-alasan pribadi dalam
memilih objek. Misalnya, faktor minat, pengalaman, dan kesan. Kebebasan
diharapkan menjadi pendorong untuk melakukan pengamatan dengan segenap kemampan
indera dalam memahami objek. Jika siswa membuat daftar objek dan memilih salah
satu dengan pertimbangan misalnya, daya tarik, keunikan, dan manfaat yang
diperoleh jika objek tersebut di tulis. Jika objek yang terpilih cukup luas cakupannya,
siswa dapat membatasinya dengan memilih salah satu bagian dari objek tersebut
sebagai fokus pengamatan. Hasil pemilihan objek tersebut, selanjutnya dapat
dituliskan dalam kolom seperti contoh berikut ini.
Objek
|
Pembatasan
|
Fokus Pengamatan
|
Pemandangan di tepi
pantai
|
Waktu pagi hari
|
Keindahan pemandangan
di tepi pantai pada waktu pagi hari
|
3. Mendeskripsikan
Kosa Kata Berdasarkan Hasil Pengamtan Terhadap Objek
Pada tahap ini, guru menugaskan
siswa untuk mengamati objek sesuai dengan fokus yang telah dipilih. Siswa
didorong untuk menggunakan segenap panca indra dengan peka agar dapat menggali
sebanyak mungkin benda, peristiwa, suasana, ekspresi dari objek yang diamati.
Hasil pengamatan tersebut dinyatakan dalam bentuk kosa kata yang didaftar sesuai
dengan jenis katanya. Perhatikan contoh berikut.
Benda
|
Kerja
|
Sifat
|
Pasir, embun, angin, camar, ombak, langit,
matahari, pantai, nelayan, rumput, laut, renda, puisi, illahi.
|
Bersinar, bernyanyi, menari, berjalan, bertiup,
menabur, menyambut, berhias, meraih, terbang.
|
Kemilau, diam, sepi, hangat, akrab, indah, sayang,
pasrah, lembut.
|
4. Menulis
Kalimat Puitis
Kalimat puitis ditulis dengan
menggunakan kosa kata yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap objek. Kosa
kata dirangkai dengan pertimbangan kalimat puitis dapat menggambarkan keindahan
alam yang hendak dideskripsikan. Kalimat-kalimat tersebut hendaknya menumbuhkan
daya imajinasi dan sugesti pada pembaca atas unsur keindahan alam yang
disampaikan. Kalimat-kalimat puitis memiliki makna yang prismatis, menimbulkan
bermacam-macam makna yang mengarah pada objek yang sama. Kalimat-kalimat puitis
yang dapat dituliskan berdasarkan kosa kata pada daftar di atas adalah seperti
berikut ini.
1. Matahari
bersinar indah kemilau
2. Angin
bertiup lembut
3. Putih
pasir pantai tertimpa sinar matahari
4. Butir-butir
bening embun bersinar indah
5. Rerumputan
hangat menyapa
6. Camar
terbang di atas ombak
7. Ombak
mengajak camar bernyanyi meniti pagi
8. Nelayan
memanggil angin buritan
9. Yang
akan membawanya pergi
10. Langit
nan indah mengajak bercanda
11. Meraih
kemilau langit
12. Langit
indah seperti berenda rakhmad Illahi
5. Menulis
Puisi dan Menetapkan Judul
Setelah berhasil menyusun sejumlah
kalimat puitis, siswa diajak memeriksa dan merangkaikan kembali kalimat-kalimat
tersebut menjadi sebuah puisi yang utuh. Setelah itu, cobalah memberikan judul
yang tepat untuk puisi yang telah berhasil ditulis.
Kalimat-kalimat puistis di atas,
setelah direnungkan dan dihayati dapat disusun menjadi puisi deskriptif yang
menggambarkan keindahan alam seperti berikut ini:
PAGI
HARI DI TEPI PANTAI
Putih
pasir pantai berhias menyambut matahari
Bening
embun pada rerumputan hangat menyapa
Ombak
mengajak camar bernyanyi meniti pagi
Nelayan
mengajak angin buritan
Yang
akan membawanya pergi
Meraih
kemilau langit
Dengan
rendah puisi Illahi