Wednesday, April 18, 2018

PENERAPAN KONSEP DAN PRINSIP PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA





Penerapan Konsep Dan Prinsip
Pengajaran dan Pembelajaran
Kontekstual Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia




 Oleh
 DRS. SAPIIN, M.Si

KANTOR WILAYAH DEPAG PROV.NTB
2010


PENERAPAN KONSEP DAN PRINSIP
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Abstrak: Contextual Teaching and Learning (CTL) atau kita kenal dengan pengajaran dan pembelajaran kontektual adalah salah satu strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning,  yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatan dan konsursium tersebut adalah melatih dan memberi kesempatan kepada para guru dari enam Propinsi di Indonesia untuk mempelajari pendekatan kontekstual di Amerika Serikat bekerja sama dengan Direktorat SLTP Depdiknas. Saat ini, Direktorat SLTP Depdiknas sedang mensosialisasikan CTL ini di 22 propinsi dan 1000 SLTP. Apakah sebenarnya CTL itu? Apa prinsip dasarnya? Bagaimana penerapannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia? Ketiga pertanyaan itulah yang akan dibahas dalam tulisan ini.

Kata kunci: Contextual Teaching and Learning, Konsep, Prinsip Dasar

HAKIKAT CTL
US Departement of Education Office of Vocational and Adult Education and the National School to Work Office mendefinisikan CTL adalah konsep mengajar dan belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa mengaitkan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, dan masyarakat (http://www.contextual.org/19/10/2001).
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan strategi CTL memiliki karakteristik sebagai berikut
Ø  Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang otentik, artinya pembelajaran diarahkan agar siswa memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah dalam konteks nyata atau pembelajaran diupayakan dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah (Learning in real life setting).
Ø  Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
Ø  Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Learning by doing).
Ø  Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi (Learning in a group).
Ø  Kebersamaan, kerja sama dan saling memahami satu dengan yang lain secara mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (Learning to know each other deeply).
Ø  Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama (Learning to ask, to inquiry, to work together).
Ø  Pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan (Learning as an enjoy activity).

PRINSIP DASAR CTL
Ada tujuh prinsip dasar CTL, yaitu inquiry, questioning, constructivism, modelling, learning community, dan authentic assessment, reflection.
Inquiry adalah kegiatan inti dari pembelajaran berbasis CTL. Inquiry diawali dengan pengamatan untuk memahami konsep/ fenomena dan dilanjutkan dengan melaksanakan kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan. Dengan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, siklus inquiry adalah sebagai berikut:
Ø  Mengamati.
Ø  Bertanya
Ø  Mengajukan dugaan sementara (hipotesis)
Ø  Mengumpulkan data
Ø  Menganalisis data
Ø  Merumuskan teori

Konstruktivisme merupakan landasan filosofis CTL. Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif dari pengalaman atau pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna.
Questioning atau bertanya adalah salah satu strategi pembelajaran CTL. Bertanya dalam pembelajaran CTL dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong siswa mengetahui sesuatu, mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry.
Modeling adalah kegiatan pemberian model dengan ujuan untuk membahasakan gagasan yang kita pikirkan, mendemonstrasikan bagaimana kita menginginkan para siswa untuk belajar, atau melakukan apa yang kita inginkan agar siswa melakukannya.
Learning community adalah kegiatan pembelajaran yang difokuskan pada aktivitas berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain. Aspek kerja sama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik adalah tujuan pembelajaran yang menerapkan learning community.
Reflection adalah kegiatan memikirkan apa yang telah kita pelajari, menelaah dan merespon semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, dan memberikan masukan-masukan perbaikan jika di perlukan.
Karakteristik authentic assessment adalah:
v  Mengukur baik proses maupun produk pembelajaran.
v  Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
v  Mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau pengalman dalam konteks nyata.
v  Tugas-tugas yang diberikan harus kontekstual dan relevan.
v  Penilaian bersifat terbuka, jujur/ objektif.
v  Kriteria penilaian lebih jelas bagi siswa.
v  Penilaian dilakukan untuk menunjukkan kelebihan siswa untuk mendorong siswa agar dapat berbuat lebih baik lagi.
v  Termasuk di dalam penilaian otentik adalah refleksi dan self-assessment.

Bentuk-bentuk penilaian otentik:
v  Fortfolios, story retelling, interview, video tape evaluation of performance, audio tape evaluation of reading, teacher’s observations, cloze test, dll.

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS CTL MODEL 1
Tujuan:
Setelah selesai pembelajaran siswa dapat:
1.      Membandingkan puisi lama dan pusi modern
2.      Menyusun paragraf perbandingan
Bahan:
Ø  Contoh puisi  lama dan pusi modern
Ø  Tanda bintang dari kertas (sebagai penghargaan)
Ø  Kertas flipchart/kertas manila
Pengaturan Ruang Kelas:
Ø  Kursi diatur setelah lingkaran
Ø  Pada tahap 2, tempat duduk diatur berkelompok
Metode:
Menerapkan tujuan prinsip CTL

Prosedur:
Inquiry and Questioning
1.      Aturlah tempat duduk setelah lingkaran.
2.      Tayangkan atau bagian satu contoh puisi lama dan satu contoh puisi modern
3.      Mintalah satu mengamati kedua puisi tersebut
4.      Mintalah siswa mengamati perbedaan puisi lama dan pusi modern tersebut.
5.      Melalui teknik tanya jawab, siswa diminta menunjukkan perbedaan dari kedua puisi tersebut (SECARA INDIVIDUAL).

Contoh Puisi Lama
Pantun
Laju-laju perahu laju
Laju-laju ke Palangkaraya
Boleh lupa kain dan baju
Jangan lupa kepada saya

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian.

Anonim
Syair Perahu
Hamzah Fansuri

Inilah gerangan suatu madah,
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Disanalah iktikad diperbetuli sudah
Wahai muda, kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal diammu

Hai muda arif budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman,
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan.

Contoh Puisi Modern
Ganasnya Ombak Tak Selalu Membuat Luka      Ciptaan: Franky/ Hare

Adik marilah kemari lihat perahu telah menunggu
Jangan kau termangu lagi mari bersama melepas tali
Mataharipun telah bangun dari tidurnya

Dan bangunlah bersihkan debu yang melekat sekitar
Luka lamamu, janganlah kau
Turunkan layar hatimu

Ganasnya samudra
Dengan perahu kita pecah ombaknya
Janganlah kau takut
Untuk selamanya, samudra adalah samudra
Ganasnya ombak tak selalu membuat luka

Dan bangunlah bersihkan
Debu yang melekat
Sekitar luka lamamu
Janganlah kau turunkan layar hatimu

Learning Community
1)      Sambil mendengarkan suaranya Franky & Jane dalam lagu yang berjudul Ganasnya Ombak Tak Selalu Membuat Luka, siswa secara berkelompok mendiskusikan perbedaan puisi lama dan puisi modern secara sistematis.
2)      Siswa diminta mencatat hasil diskusi dalam bentuk tabel, seperti contoh berikut ini!


Tabel 1: Perbedaan Pusi Lama dan Pusi Modern
Aspek yang Berbeda
Puisi Lama
Puisi Modern

Bentuk







Isi





Modeling and Constructivism
1)      Siswa memperhatikan contoh paragraf perbandingan yang disusun oleh guru.
2)      Kemudian siswa secara berkelompok diminta menyusun satu paragraf perbandingan.

Contoh Paragraf Perbandingan
Dilihat dari aspek bentuknya, pantun berbeda dengan puisi modern. Tiap bait pantun lazimnya terdiri atas empat larik. Tiap larik terdiri atas empat kata, dan tiap akhir larik mempunyai rima dengan rumus bunyi tertentu. Sebaliknya, puisi modern sudah tidak terikat lagi pada aturan jumlah larik dalam tiap bait, dan jumlah kata dalam tiap larik. Puisi modern juga tidak terikat dengan aturan rima akhir pada tiap larik

Contoh latihan
LATIHAN MENYUSUN PARAGRAF PERBANDINGAN
Berdasarkan contoh tersebut, susunlah 1 buah paragraf perbandingan yang isinya mengungkapkan perbedaan antara syair dan puisi modern dilihat dari aspek bentuk dan aspek isi! Hasil diskusi ditulis di kertas flipchart yang telah disediakan.

Learning Community and Constructivism
1)      Seluruh kelompok menyajikan hasil diskusi mereka dengan cara menempelkan hasil diskusi tersebut di papan tulis atau di dinding.
2)      Tiap-tiap kelompok diminta mengomentari hasil kerja dari kelompok lain secara lisan.
3)      Guru memberikan penghargaan terhadap hasil kerja kelompok, misalnya dengan memberikan tanda gambar bintang atau yang lain.

Reflection
1)      Siswa diminta mengungkapkan kembali tentang apa saja yang telah diperoleh dalam kegiatan pembelajaran ini.
2)      Siswa juga diminta mengungkapkan perasaan mereka setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini.
3)      Siswa juga diminta memberikan saran, pendapat, komentar terhadap kegaitan pembelajaran yang telah dilaksanakan ini.
(Catatan: kegiatan refleksi ini dapat dilaksanakan dalam bentuk lisan atau tulisan).

Authentic Assessment
1)      Guru memberi tugas kepada siswa untuk mencari contoh-contoh puisi lama dan puisi modern
2)      Kemudian siswa diminta menuliskan perbedaan puisi lama dan puisi modern yang ditemukan tersebut dalam bentuk paragraf.

MODEL 2

Tujuan:
Setelah sesuai pembelajaran siswa dapat menentukan topik karangan dan mengembangkannya.

Bahan:
Ø  Contoh berita aktual
Ø  Plastik transparansi, spidol
Ø  Benda misteri
Ø  Tanda bintang dari kertas
Ø  Kertas flipchart

Pengaturan Ruang Kelas:
Ø  Kursi diatur setengah lingkaran
Ø  Pada tahap 2, tempat duduk diatur berkelompok.

Metode:
Menerapkan tujuan prinsip CTL

Prosedur:
1)      Berilah masing-masing siswa satu berita yang sedang aktual, misalnya tentang jual beli anak di wilayah pengungsian TKI Malaysia di Nunukan Kalimantan Timur.
2)      Mintalah siswa untuk membaca berita tersebut.
3)      Dengan teknik brainstorming, mintalah siswa untuk mendeskripsikan apa yang diketahui dari berita tersebut dan apa yang ingin diketahui berkaitan dengan berita tersebut.
4)      Tulislah deskripsi yang telah ditemukan tersebut di papan tulis, contoh:
Apa yang Anda ketahui
Apa yang ingin Anda ketahui







5)      Setelah menemukan informasi tersebut, mintalah siswa untuk memberikan respon terhadap fakta/ peristiwa yang ditemukan dalam berita tersebut.
6)      Catatlah semua respon tersebut di papan tulis. Untuk memberi semangat, berilah penghargaan berupa tanda bintang yang terbuat dari kertas kepada para peserta yang telah memberikan respon.


RENCANA PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran               : Bahasa Indonesia (terintegrasi dengan bidang studi Sejarah, Geografi, Matematika, Kesenian)
Tema                                : Hiburan
Unit                                  : 9
Kelas/ Semester               : 2/2
Pertemuan ke                  : 1-2
Alokasi Waktu                : 4 Jam Pelajaran
 
 














A.    Kompetensi Dasar
Ø  Menulis Paragraf Deskripsi

B.     Hasil Belajar
Ø  Mampu menulis rencana kegiatan

C.    Indikator
Ø  Dapat menulis hal-hal yang terdapat dalam rencana kegiatan (nama dan tujuan kegiatan, jadwal, dan susunan panitia) dengan sistematika dan bahasa yang tepat.

D.    Skenario Pembelajaran
No
Kegiatan
Waktu
Metode
1.

















2.





































3.
Pendahuluan
1)      Segala sesuatu perlu direncanakan dengan cermat. Apalagi jika kita akan melaksanakan kegiatan besar yang melibatkan banyak orang, misalnya mengadakan pertunjukan. Kita harus membuat rencana kegitan yang matang. Guru memberikan contoh gagalnya sebuah acara karena perencanaan yang tidak cermat.
2)      Sebagai pengantar, guru beranya jawab dengan siswa tentang apa saja yang perlu mendapat perhatian ketika kita merencanakan sebuah acara.
3)      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu, yakni merencanakan kegiatan.

Kegiatan Inti
1)      Guru menyampaikan rencana kegiatan hari itu, yakni merencanakan kegiatan tur masuk di 15 kota di Indonesia. Guru menyiapkan peralatan: peta Indonesia, kertas-kertas berwarna dari bahan apa saja, spidol warna secukupnya.
2)      Siswa membentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang. Setiap kelompok mengidentifikasikan diri sebagai sebuah Grup Musik. Setiap kelompok memberi nama kelompoknya dengan nama tertentu.
3)      Siswa merencanakan kegiatan tur di 15 kota di Indonesia: pulau yang akan disinggahi, kota-kota yang akan dijadikan tempat konser, jadwal, tujuan konser, personel, dan tiket.
4)      Guru membagian kertas berwarna dan spidol.
5)      Siswa membuat peta Indonesia (pulau-pulau penting saja) dengan menyobeki kertas berwarna untuk membentuk Pulau Supematera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Bali, Pulau Sulawesi, Kepulauan Ambon, dan Pulau Papua.
6)      Siswa menentukan kota-kota besar yang akan dikunjungi dan tanggalnya di dalam peta.
7)      Siswa membuat deskriposi tertulis mengenai rencana kegiatan tur itu.
8)      Siswa mempresentasikan rencananya di depan kelas.
9)      Siswa lain menanggapi rencana itu.

Penutup
1)      Guru bersama-sama dengan siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu: tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana kegiatan.

2)      Guru memberi kesempatan siswa untuk mengungkapkan pengalaman siswa ketika mengalami kegagalan karena perencanaan yang kurang cermat.

10

















160





































10


Pemberian ilustrasi
















Intruksi







Kerja kelompok





























Presentasi






Refleksi

E.     Media/ Sumber Pembelajaran
Ø  Peta Indonesia untuk model pembuatan peta
Ø  Kertas warna-warni: manila, kertas bekas koran, kertas bufalo, atau kertas apa saja yang tersedia di tempat.
Ø  Spidol warna 5 buah (dapat diganti pensil warna yang lain)

F.     Penilaian
Ø  Penilian proses dilaksanakanan selama pembelajaran berlangsung.
·         Keseriusan dalam bekerja kelompok
·         Kemampuan siswa mempresentasikan hasil karyanya
Ø  Penilaian hasil kerja kelompok dan individu.
·         Rencana kegiatan tertulis dan dispay yang dibuat siswa.


MERENCANAKAN KEGIATAN


1.      Bayangkan bahwa anda semua adalah anggota sebuah musik yang akan mengadakan tur di 15 kota di Indonesia.
2.      Beri nama grup Anda dengan nama tertentu!
3.      Rencanakan sebuah tur ke 15 kota besar di Indonesia: 3 kota di Sumatera, 5 kota di jawa, 2 kota di Kalimantan, 2 kota di Sulawesi, dan satu kota masing-masing di Bali, Ambon, dan Papua!
4.      Buatlah peta indonesia dengan cara menyobeki kertas berwarna, kemudian tentukan kota-kota yang akan disinggahi.
5.      Buatlah jdawal tur itu!
6.      Gambarlah rute perjalannya!


MENULIS PUISI DESKRIPTIF DENGAN OBJEK KEINDAHAN ALAM

Pembelajaran menulis kreatif, khususnya menulis puisi, dimaksudkan untuk menyediakan kesempatan bagi siswa memperoleh pengalaman mengekspresikan pengetahuan, pengalaman, gagasan dan perasaannya dengan menggunakan bahasa puitis. Pengalaman ini dapat dikembangkan dengan baik jika guru berhasil membangun situasi belajar yang memungkinkan siswa menggali potensi diri, mendorong siswa untuk terlibat dan menggunakan sumber-sumber yang dapat mendukungkegiatan penulisan puisi.
Puisi deskriptif adalah puisi yang ditulis berdasarkan hasi pengamatan terhadap sutu objek. Pengamatan terhadap suatu objek dilakukan secara menyeluruh oleh penulis puisi. Layaknya seorang penyair, penulis puisi mengamati suatu objek dengan melibatkan segenap inderanya, sehingga ia tidak hanya menangkap objek dengan menggunakan indera penglihatan saja, tetapi juga indera pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaannya. Dengan demikian, objek tidak lagi menjadi “benda” bagi seorang penulis puisi. Objek seakan-akan hidup, bergerak, bercakap, bercanda, merasa, mengeluh, menjerit, menggoda.
Salah satu objek penulis puisi deskriptif yang dimanfaatkan siswa adalah keindahan alam. Tempat yang pernah dikunjungi dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi bahan penulisan puisi yang menarik. Misalnya, pemandangan alam pengunungan atau tepi pantai, taman kota, taman sekolah, sawah ladang, padang ilalang, dan aliran sungai. Latiahan penulisan puisi dengan objek keindahan alam sekaligus melatih siswa mengembangkan kosa kata, terampil mengungkapkan agasan dengan kalimat puitis, mengorganisasikan gagasan secara utuh, disamping juga menumbuhkan sikap positif terhadap alam semesta. Berikut ini adalah langkah-langkah sederhana dalam pembelajaran menulis puisi deskriptif dengan objek keindahan alam.

1.      Menyimak Lagu Bertema Keindahan Alam: Menumbuhkan Motivasi Menulis
Lagu bertemu keindahan alam dapat diperdengarkan pada awal pembelajaran dengan maksud untuk menarik perhatian dan menumbuhkan memotivasi. Pemutaran lagu tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan diskusi atau tanya-jawab tentang unsur keindahan alam yang disampaikan dalam lagu tersebut. Lagu yang dipilih, misalnya seperti berikut ini:

Ebiet G. Ade
Bila kita tak segan mendaki
Lebih jauh lagi,
Kita akan segera rasakan
Betapa bersahabatnya alam.

Setiap sudut seperti menyapa,
Bahkan teramat akrab,
Seperti kita turut membangun,
Seperti kita yang merencanakan

2.      Memilih Objek Penulisan
Siswa hendaknya diberi kebebasan dalam memilih objek penulisan. Siswa tentu memiliki alasan-alasan pribadi dalam memilih objek. Misalnya, faktor minat, pengalaman, dan kesan. Kebebasan diharapkan menjadi pendorong untuk melakukan pengamatan dengan segenap kemampan indera dalam memahami objek. Jika siswa membuat daftar objek dan memilih salah satu dengan pertimbangan misalnya, daya tarik, keunikan, dan manfaat yang diperoleh jika objek tersebut di tulis. Jika objek yang terpilih cukup luas cakupannya, siswa dapat membatasinya dengan memilih salah satu bagian dari objek tersebut sebagai fokus pengamatan. Hasil pemilihan objek tersebut, selanjutnya dapat dituliskan dalam kolom seperti contoh berikut ini.
Objek
Pembatasan
Fokus Pengamatan
Pemandangan di tepi pantai
Waktu pagi hari
Keindahan pemandangan di tepi pantai pada waktu pagi hari

3.      Mendeskripsikan Kosa Kata Berdasarkan Hasil Pengamtan Terhadap Objek
Pada tahap ini, guru menugaskan siswa untuk mengamati objek sesuai dengan fokus yang telah dipilih. Siswa didorong untuk menggunakan segenap panca indra dengan peka agar dapat menggali sebanyak mungkin benda, peristiwa, suasana, ekspresi dari objek yang diamati. Hasil pengamatan tersebut dinyatakan dalam bentuk kosa kata yang didaftar sesuai dengan jenis katanya. Perhatikan contoh berikut.
Benda
Kerja
Sifat
Pasir, embun, angin, camar, ombak, langit, matahari, pantai, nelayan, rumput, laut, renda, puisi, illahi.
Bersinar, bernyanyi, menari, berjalan, bertiup, menabur, menyambut, berhias, meraih, terbang.
Kemilau, diam, sepi, hangat, akrab, indah, sayang, pasrah, lembut.

4.      Menulis Kalimat Puitis
Kalimat puitis ditulis dengan menggunakan kosa kata yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap objek. Kosa kata dirangkai dengan pertimbangan kalimat puitis dapat menggambarkan keindahan alam yang hendak dideskripsikan. Kalimat-kalimat tersebut hendaknya menumbuhkan daya imajinasi dan sugesti pada pembaca atas unsur keindahan alam yang disampaikan. Kalimat-kalimat puitis memiliki makna yang prismatis, menimbulkan bermacam-macam makna yang mengarah pada objek yang sama. Kalimat-kalimat puitis yang dapat dituliskan berdasarkan kosa kata pada daftar di atas adalah seperti berikut ini.
1.      Matahari bersinar indah kemilau
2.      Angin bertiup lembut
3.      Putih pasir pantai tertimpa sinar matahari
4.      Butir-butir bening embun bersinar indah
5.      Rerumputan hangat menyapa
6.      Camar terbang di atas ombak
7.      Ombak mengajak camar bernyanyi meniti pagi
8.      Nelayan memanggil angin buritan
9.      Yang akan membawanya pergi
10.  Langit nan indah mengajak bercanda
11.  Meraih kemilau langit
12.  Langit indah seperti berenda rakhmad Illahi

5.      Menulis Puisi dan Menetapkan Judul
Setelah berhasil menyusun sejumlah kalimat puitis, siswa diajak memeriksa dan merangkaikan kembali kalimat-kalimat tersebut menjadi sebuah puisi yang utuh. Setelah itu, cobalah memberikan judul yang tepat untuk puisi yang telah berhasil ditulis.
Kalimat-kalimat puistis di atas, setelah direnungkan dan dihayati dapat disusun menjadi puisi deskriptif yang menggambarkan keindahan alam seperti berikut ini:
PAGI HARI DI TEPI PANTAI
Putih pasir pantai berhias menyambut matahari
Bening embun pada rerumputan hangat menyapa
Ombak mengajak camar bernyanyi meniti pagi
Nelayan mengajak angin buritan
Yang akan membawanya pergi
Meraih kemilau langit
Dengan rendah puisi Illahi

Artikel Terkait